Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan milik negara Qatar Airways telah memutuskan untuk menjual seluruh sahamnya di Cathay Pacific Airways, seharga US$897 juta (Rp 14 triliun). Ini menandai keluarnya sepenuhnya Qatar Airways dari maskapai penerbangan utama Hong Kong tersebut setelah delapan tahun.
Cathay mengatakan pada Rabu malam bahwa maskapai yang berbasis di Doha tersebut telah menghubungi manajemen Hong Kong, untuk menjual seluruh 9,7% sahamnya. Maskapai Teluk tersebut telah membeli saham tersebut pada November 2017, menjadikannya pemegang saham terbesar ketiga di Cathay setelah Swire Pacific dan Air China.
"Saya rasa tidak ada hal khusus yang perlu dipertimbangkan (pembelian kembali dari Qatar)," kata ahli strategi sekuritas di China Everbright Securities International, Kenny Ng Lai-yin, dikutip Reuters (6/11/2025).
"Saya pikir kemungkinan besar Qatar Airways memiliki kebutuhan kas mereka sendiri," tambahnya.
Ng mengatakan kesepakatan itu akan berdampak baik bagi harga saham Cathay. Karena akan ada lebih sedikit saham yang beredar di pasar, yang berarti berkurangnya tekanan jual.
Saham Cathay naik 4,8% pada hari Kamis. Sementara saham Air China yang tercatat di Hong Kong naik 4% dan saham Swire Pacific naik lebih dari 1%.
Berbasis di bandara kargo tersibuk di dunia, Cathay adalah salah satu maskapai kargo terbesar di Asia dan telah diuntungkan oleh peningkatan volume e-commerce dari China.
Cathay adalah investasi besar pertama Qatar Airways di maskapai Asia dan bertujuan untuk meningkatkan pengaruh globalnya serta meningkatkan lalu lintas melalui hub-nya di Doha.
CEO Qatar Airways, Badr Mohammed Al-Meer, mengatakan bahwa keluarnya Qatar Airways mencerminkan strategi portofolio perusahaan yang disiplin dan mengikuti periode hasil yang kuat. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan investasi dan memposisikan diri untuk pertumbuhan jangka panjang.
Maskapai penerbangan Timur Tengah ini telah menerapkan strategi investasi di maskapai penerbangan di seluruh dunia untuk memperkuat posisi kompetitifnya, termasuk di induk British Airways, IAG, lalu maskapai Amerika Selatan LATAM dan Virgin Australia.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Emirates & Qatar Airways Batalkan Penerbangan karena Israel-Iran

















































