Malam Ini, Kripto Bersiap Hadapi Masa Kritis! Volatilitas Memuncak

6 hours ago 2

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia

16 December 2025 09:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar aset kripto mengalami tekanan jual yang cukup berat pada perdagangan Selasa (16/12/2025). Kekhawatiran pasar yang sempat terdeteksi kemarin kini berubah menjadi aksi likuidasi di seluruh aset kripto.

Para investor tampaknya tidak mau mengambil risiko memegang aset volatil menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat yang sangat krusial nanti malam. Akibatnya, warna merah pekat mendominasi pasar hari ini, menghapus sebagian besar keuntungan yang sempat diraih pada awal bulan ini.

Bitcoin & Ethereum Kehilangan Benteng Pertahanan

Penurunan hari ini bukan koreksi biasa, melainkan penembusan level support vital secara teknikal. Bitcoin (BTC), yang kemarin masih berjuang di kisaran US$89.000, hari ini ambrol -3,94% hingga menyentuh level US$85.899,57.

Jebolnya level US$88.000-yang sebelumnya dianggap sebagai lantai pertahanan kuat-memicu efek domino stop-loss yang mempercepat penurunan harga.

Kondisi lebih memprihatinkan dialami oleh Ethereum (ETH). Aset kripto terbesar kedua ini resmi kehilangan level psikologisnya di US$3.000. ETH anjlok -5,34% dan kini diperdagangkan di angka US$2.945,25. Kehilangan level US$3.000 sering kali dianggap sebagai sinyal bearish jangka menengah bagi para analis teknikal, yang bisa memicu pesimisme lebih lanjut.

Altcoin Berdarah: XRP dan Hyperliquid Paling Terdampak

Di sektor Altcoin, aksi jual berlangsung lebih agresif karena sifat volatilitasnya yang tinggi (High Beta). XRP menjadi salah satu yang terparah di jajaran 5 besar dengan penurunan tajam -6,51% ke level US$1,87.

Sentimen negatif juga menghantam pendatang baru Hyperliquid (HYPE) yang tergerus -7,50%, menjadikannya aset dengan kinerja terburuk dalam daftar pantauan hari ini.

Satu-satunya aset yang terlihat "sedikit" bertahan adalah TRON (TRX). Meski tetap merah (-0,51%), penurunannya jauh lebih moderat dibandingkan pasar secara umum.

Hal ini menunjukkan bahwa aset dengan utilitas jaringan yang tinggi masih menjadi tempat perlindungan sementara (safe haven) bagi sebagian kecil investor.

Analisis Makro: Investor 'Kabur' Sebelum Data NFP Rilis

Apa pemicu utama aksi jual massal ini? Jawabannya tertuju pada rilis data malah ini

Biro Statistik Tenaga Kerja AS dijadwalkan merilis data Non-Farm Payrolls (NFP) dan Tingkat Pengangguran. Investor tampaknya memilih langkah preventif (pre-emptive de-risking) berupa investor lebih memilih memegang uang tunai (USDT/USDC) daripada berjudi dengan volatilitas data.

Ketidakpastian ini menciptakan dilema ganda:

  1. Jika data tenaga kerja terlalu kuat, harapan pemangkasan bunga lanjutan The Fed bisa pupus.

  2. Jika data terlalu lemah, ketakutan akan resesi ekonomi AS akan mencuat.

Waspada Volatilitas Karena Unemployment Rate Menanti 'Vonis' Pasar Nanti Malam

Secara keseluruhan, pasar kripto saat ini berada dalam posisi yang sangat rapuh (fragile). Hilangnya level support US$88.000 pada Bitcoin dan US$3.000 pada Ethereum membuka ruang penurunan lebih lanjut jika data nanti malam mengecewakan.

Namun, volatilitas ekstrem diprediksi akan mencapai puncaknya tepat saat data dirilis nanti malam. Bagi para trader, malam ini adalah momen krusial yaitu apakah pasar akan menemukan titik balik (rebound) karena data yang bersahabat, atau justru terperosok ke dalam musim dingin (winter) jangka pendek yang lebih dalam.

Perlu diingat bahwa konsensus diprediksi menguat menjadi 4,4% dan forecast menyatakan bahwa potensi job market yang melemah lebih mungkin terjadi di level 4,6% yang pada rilis data sebelumnya unemployment rate berada pada level 4,4%.

-

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(gls/gls)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |