Kerusuhan Los Angeles Makin Gila, China Keluarkan Travel Warning

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsulat Jenderal China di Los Angeles, Amerika Serikat, mengeluarkan peringatan serius kepada warganya untuk tetap waspada dan menjauhi tempat-tempat berkumpul. Travel warning ini muncul setelah situasi keamanan memburuk akibat protes yang berubah menjadi penjarahan dan kekacauan massal.

Dalam imbauan resmi yang dirilis melalui situs web dan media sosial resminya, konsulat China menyampaikan bahwa aparat penegak hukum tengah melakukan operasi di berbagai lokasi di wilayah metropolitan Los Angeles.

"Konsulat Jenderal di Los Angeles mengingatkan warga negara China di wilayah Los Angeles untuk memperhatikan pengumuman resmi dan laporan media, tetap waspada, meningkatkan kewaspadaan keselamatan, menjauhi kerumunan, tempat ramai, atau area dengan tingkat keamanan publik yang buruk, serta menghindari bepergian di malam hari atau sendirian," demikian isi peringatan tersebut, dikutip Selasa (10/6/2025).

Kerusuhan di Los Angeles bermula dari unjuk rasa menentang tindakan keras imigrasi yang dilakukan pemerintahan Presiden Donald Trump. Protes yang berlangsung selama akhir pekan berujung pada kekerasan, penjarahan, dan bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat penegak hukum federal.

Menanggapi situasi tersebut, Presiden Trump mengerahkan 2.000 personel Garda Nasional untuk mengendalikan kerusuhan dan kini mengerahkan sekitar 700 personel marinir.

Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menulis: "Sebuah kota besar Amerika yang dulu hebat, Los Angeles, telah diserbu dan diduduki oleh imigran ilegal dan kriminal. Kini massa pemberontak yang penuh kekerasan menyerang agen federal kita untuk menghentikan operasi deportasi-tetapi kerusuhan tanpa hukum ini justru semakin menguatkan tekad kami," tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social.

Adapun kerusuhan di Los Angeles menjadi sorotan utama media pemerintah China. Saluran penyiaran nasional CCTV menyiarkan laporan sepanjang waktu tentang demonstrasi anti-ICE dan kerusuhan yang menyertainya.

Pada Minggu, CCTV membuat tagar di media sosial Weibo dengan judul "LA adalah kekacauan," yang telah dilihat lebih dari 31,5 juta kali dan menduduki lima besar tren terpopuler.

Dalam kolom komentar unggahan CCTV, berbagai tanggapan bermunculan dari pengguna media sosial China. Beberapa memuat nada kekhawatiran, namun banyak pula yang menyindir kondisi Amerika Serikat.

Reaksi keras dari media pemerintah dan publik China terhadap situasi di AS ini mengingatkan pada momen-momen sebelumnya, seperti saat unjuk rasa besar terkait pembunuhan George Floyd pada musim panas 2020 dan insiden serangan ke Gedung Capitol pada 6 Januari 2021. Pada saat-saat tersebut, pemerintah serta media China menggunakan kerusuhan di AS sebagai contoh kelemahan sistem demokrasi Amerika dan sebagai amunisi retoris untuk menyindir kegagalan kebijakan domestik Washington.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Mau Bangun "Golden Dome", China Beri Kecaman

Next Article Trump Larang Warga dari 41 Negara Datang ke AS, Indonesia Termasuk?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |