Kepala BGN Ungkap Keracunan MBG Terbanyak di Jabar, Ada yang karena Melon

2 hours ago 2
Jakarta -

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap wilayah di Indonesia yang paling banyak terdapat kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG). Kasus terbanyak ada di wilayah Jawa Barat (Jabar).

"Terkait kajian masalah (keracunan), betul masalah lebih banyak di Jawa Barat. Garut, Cianjur, Bandung Barat, dan ditambah dengan Sleman," kata Dadan dalam rapat dengar pendapat di Komisi IX DPR kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Di daerah tersebut, penyebab keracunan bukan berasal dari air, melainkan dari makanan yang mengandung nitrit tinggi. Sumber nitrit itu berasal dari kegiatan pertanian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi nitrit adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen. Nitrit dapat ditemukan secara alami di buah dan sayuran, namun kadarnya bisa menjadi sangat tinggi karena aktivitas bakteri.

"Nah itu, daerah endemik untuk kejadian, karena itu yang paling tinggi," kata dia.

"Bahkan bukan hanya masalah air, tapi ternyata infeksi nitrit cukup tinggi. Dan itu mungkin disebabkan oleh praktik budi daya petani, yang terlaiu banyak memberikan nitrogen, sehingga kandungan nitrit di dalam tanaman itu cukup tinggi," tambahnya.

Salah satu kasus di Bandung Barat, ada 3 orang anak yang alami gangguan pencernaan karena makan buah melon. BGN terus melakukan koordinasi untuk mencegah kejadian serupa berulang.

"Kejadian di Bandung Barat itu bahkan ada 3 orang anak alami gangguan pencernaan hanya karena makan melon. Jadi ini kemungkinan ada memang kandungan nitrit di melon tersebut," ujarnya.

Dalam rapat yang sama, Dadan menjelaskan total keracunan pangan di Indonesia hingga saat ini mencapai 441 kejadian. Hampir setengahnya atau 211 kejadian berasal dari MBG.

"Terkait khususnya keracunan pangan di Indonesia secara umum, total kejadian di Indonesia itu sampai hari ini itu ada 441 total kejadian di mana MBG menyumbang 211 kejadian atau kurang lebih 48 persen dari total keracunan pangan yang ada di Indonesia," kata Dadan.

(ial/rfs)


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |