Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merayakan ulang tahun ke-79. Meskipun secara resmi berdiri pada 1 Juli 1946, Polri menelusuri asal-usulnya jauh ke belakang, hingga masa Kerajaan Majapahit pada abada ke-13.
Saat itu, telah ada satuan pengamanan bernama Bhayangkara, yang kini dijadikan sebagai simbol dan identitas historis lembaga kepolisian Indonesia. Mengacu pada informasi dari situs resmi Museum Polri, Bhayangkara merupakan pasukan khusus penjaga keamanan di era Majapahit.
Namun, istilah Bhayangkara sudah dikenal lebih awal, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari (1254-1292 M), sebagaimana tercatat dalam kitab Negarakertagama.
Di era Majapahit, Bhayangkara tak bisa dilepaskan dari sosok Gajah Mada. Dia merupakan Mahaptaih Majapahit yang lama bertugas di Bhayangkara. Pada 1313 dia menjadi prajurit dan tak lama kemudian dipercaya jadi komandan pasukan Bhayangkara yang khusus mengawal raja.
Di bawah kepemimpinannya, Gajah Mada merumuskan empat nilai atau Catur Prasetnya yang jadi pedoman pasukan. Antara lain loyal kepada pemimpin, menumpas musuh negara, siaga membela setiap saat, dan bertugas tanpa pamrih. Berkat keempat nilai ini, Bhayangkara tumbuh menjadi pasukan yang disiplin, solid, setia kepada kerajaan.
Dalam buku Sejarah Raja-Raja Jawa (2007) disebutkan, bahwa pasukan Bhayangkara di bawah Gajah Mada berhasil meredam berbagai ancaman terhadap Majapahit.
Salah satu momen penting terjadi pada 1319, saat Gajah Mada bersama 15 prajurit Bhayangkara menggagalkan pemberontakan Ra Kuti dan menyelamatkan Raja Jayanegara dari ancaman kudeta.
Setelah insiden itu, Gajah Mada mengundurkan diri sebagai komandan Bhayangkara. Namun, Raja Jayanegara justru mengangkatnya menjadi patih kerajaan. Sayangnya, pada 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh Ra Tanca yang merupakan tabib kerajaan yang kebetulan menjabat sebagai komandan Bhayangkara.
Setelah kematian Jayanegara, kekuasaan Majapahit dilanjutkan oleh adiknya, Tribhuwana Tunggadewi. Dia menunjuk lantas Gajah Mada sebagai mahapatih. Pada titik inilah, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang dikenal sebagai keinginan Sang Mahapatih mempersatukan Nusantara.
Meski ditelusuri sejak zaman kuno, embrio kepolisian modern baru terbentuk pada masa kolonial. Pada tahun 1900-an, pemerintah kolonial membentuk aparat kepolisian guna menjaga ketertiban dan menjamin kesejahteraan masyarakat.
Besarnya peran Gajah Mada di Bhayangkara kemudian diabadikan dalam patung di depan Mabes Polri. Meskipun, patuh berwajah Gajah Mada itu juga kontroversi sebab mirip seperti muka Mohammad Yamin. Yamin merupakan salah satu penulis buku tentang Gajah Mada yang juga sarat kontroversi.
Selamat HUT ke-79 Polri!
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Demo Ojol, Pengendara Diimbau Cari Jalur Alternatif