IHSG Hari Ini Turun Tipis, Gagal Parkir di Level 8.400

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada akhir perdagangan hari ini, Senin (10/11/2025). IHSG ditutup koreksi tipis 0,04% atau -3,35 poin ke level 8.391,24. 

Padahal pagi tadi indeks dibuka naik 0,58% dan sempat melesat 1% pada satu jam pertama sesi I. Penguatan IHSG terpangkas pada akhir sesi I menjadi 0,25%. 

Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada rentang 8.391,24–8.478,15. Sebanyak 389 saham naik, 300 turun, dan 267 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 20,61 triliun, melibatkan 43,38 miliar saham dalam 2,6 juta kali transaksi. 

Mengutip Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona hijau. Utilitas memimpin dengan penguatan 2,3% dan diikuti oleh properti (1,73%) serta bahan baku (1,07%). 

Kemudian sektor energi turun paling dalam, yakni -3,52%. Finansial, kesehatan, dan konsumer primer, masing-masing turun 0,57%, 0,48%, dan 0,13%. 

Adapun IHSG berbalik arah disebabkan oleh koreksi tajam saham Dian Swastatika Sentosa (DSSA). Saham emiten milik Sinar Mas ini turun 12% ke level 88.000. DSSA menyeret indeks sebanyak -46,28 indeks poin. 

Sementara itu, tiga saham terkuat yang mencoba mengungkit indeks hari ini adalah GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Barito Renewables Energy (BREN), dan Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE). 

Ketiga saham itu berkontribusi, masing-masing, 12,93 indeks poin, 9,53 indeks poin, dan 5,35 indeks poin. 

Saham GOTO hari ini naik 9,84% tersengat dengan isu penggabungan dengan Grab yang kembali muncul. Kali ini kabar tersebut berhembus dari Istana.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan bahwa penggabungan GOTO dan Grab menjadi satu isu yang dibahas dalam pembicaraan mengenai penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol).

Adapun IHSG naik 2,83% sepanjang pekan lalu ke level 8.394,59 atau kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Capaian ini membuat kinerja pasar modal Tanah Air menjadi yang terkuat di kawasan.

Pekan ini pasar global dan domestik bersiap menghadapi periode yang padat data ekonomi. Setelah minggu lalu relatif tenang, bursa, obligasi, dan nilai tukar berpotensi bergerak dinamis akibat rilis penting dari Amerika Serikat, China, dan Jepang.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga akan merilis dua data yang mencerminkan kekuatan konsumsi masyarakat. Sorotan utama tetap tertuju pada inflasi Amerika Serikat yang akan keluar Kamis malam, penentu arah kebijakan The Fed berikutnya. Sementara pada Jumat, data dari China akan menjadi barometer utama apakah pemulihan ekonomi negara itu benar-benar berlanjut atau mulai kehilangan tenaga.

Mayoritas data yang dirilis pekan ini adalah terkait penjualan ritel dan inflasi yang terkait dengan kemampuan daya beli. Setelah China mengumumkan data inflasi di luar dugaan pekan lalu maka pekan ini terdapat rilis sejumlah penjualan dari Indonesia ataupun IHK dari Amerika Serikat.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Arah, Sesi I Berakhir Merah

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |