IHSG Anjlok 3,22%, Bos BEI Buka Suara

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 3% lebih pada perdagangan hari ini, Jumat, (17/10/2025). Hingga pukul 14.48 WIB, IHSG telah turun 3,22% ke 7863,32. Padahal, ketika pembukaan perdagangan di pagi hari tadi, IHSG sempat menguat 0,10% ke level 8.132,75.

Bursa Efek Indonesia (BEI) pun buka suara soal kejatuhan IHSG. Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, pergerakan IHSG merupakan sepenuhnya mencerminkan pasar. saat ditanya lebih lanjut, Jeffrey mengarahkan agar mempertanyakan sentimen ke analis.

"Kalau itu tanya ke analis," pungkas Jeffrey singkat, usai Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025, di Jakarta, Jumat, (17/10/2025).

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dalam acara yang sama sempat berkelakar terkait IHSG yang dibuka merah.

"Sayangnya hari ini indeks-nya merah ini, mudah-mudahan abis acara ini hijau lagi. Karena emitennya dan Manajer Investasinya (MI) nya ada disini semua, jadi indeks-nya turun bisa dimaklumkan," kata Iman saat membuka CMSE 2025.

Sebelumnya, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, sentimen IHSG hari ini disebabkan oleh kebijakan ekonomi global yang berasal dari Amerika Serikat (AS) dan tensi perdagangan antara AS-China.

"Adapun US government shutdown dan US-China trade tensions masih mewarnai sentimen pasar," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/10).

Selain itu, sentimen global yang mempengaruhi IHSG adalah optimisme penurunan Fed Rate pada akhir Oktober yang terus meningkat.

Sementara dari sentimen Tanah Air, para pelaku pasar menyoroti hasil rilis investasi pada kuartal III tahun 2025 yang diperkirakan terkontraksi, sehingga akan mempengaruhi pergerakan IHSG dalam jangka pendek.

Hal senada juga dikatakan oleh Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong. Ia mengatakan sentimen pasar saham Indonesia dipengaruhi sentimen global terutama regional yang dipicu kekuatiran di sektor perbankan Amerika Serikat (AS).

"Eskalasi tensi dagang China-AS juga ikut memberikan sentimen buruk," imbuhnya.

Menurutnya, sentimen dari perbankan bisa saja menghilang apabila tidak ada perkembangan lanjut yang menyeret bank-bank lain. Sedangkan tensi dagang China-AS masih meningkat, namun XI dan Trump diharapkan akan bertemu akhir bulan ini.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perdagangan Saham RI Bakal Jadi 3 Sesi, Bos BEI Buka Suara

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |