Heboh Burung Beracun Berkeliaran di Wilayah RI, Begini Dampaknya

9 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti dari Universitas Copenhagen, Kasun Bodawatta, menceritakan pengalamannya ketika mengambil sampel dari burung paling beracun di dunia.

Menurut penuturannya, matanya mengeluarkan air mata sebagai imbas terpapar racun. Hal ini membuat warga sekitar salah sangka.

"Orang berpikir saya sedang sedih dan tertekan dalam ekspedisi karena melihat saya mengeluarkan air mata. Hidung saya juga berair," kata Bodawatta, dikutip dari IFLscience.

"Padahal, saya hanya duduk sambil mengambil sampel burung Pitohui, burung paling beracun di planet," ia menambahkan.

Burung Pitohoi ditemukan di hutan Papua. Burung itu juga kerap disebut regent whistler (pachycephala schlegelii). Selain itu, ada juga jenis burung lonceng rufous-naped (Aleadryas rufinucha) yang ditemukan mengandung racun.

Keduanya menyimpan jenis neurotoxin bernama batrachotoxin yang paling berbahaya. Sebagai informasi, neurotoxin merupakan racun yang mampu membuat mata manusia berair, mirip seperti efek memotong bawang.

Peneliti mengatakan batrachotoxin yang ditemukan dalam 2 spesies burung di Papua berasal dari makanan yang dikonsumsi di hutan. Namun, dampaknya bukan pada burung melainkan yang berkontak dengan salah satu bagian burung.

Saat memakannya, para burung tidak sakit ataupun mati. Racun masuk ke dalam bulu dan menyatu. Namun jika dikonsumsi manusia, maka racun bisa menyebabkan kematian.

Menurut penuturan penduduk lokal, memakan daging kedua jenis burung itu atau hanya memegangnya akan membuat badan terasa dibakar.

Racun tersebut akhirnya seperti senjata yang dapat melindungi para burung dari serangan para predator. Untuk itu, hati-hati jika bertemu dengan Pitohui atau burung lonceng di Papua. Semoga informasi ini membantu!


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |