Jakarta -
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar pameran bertajuk 'Kronik Ragam Budaya Indonesia' di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, sebagai bagian dari perayaan perdana Hari Kebudayaan 2025. Pameran ini dibuka secara resmi oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan menampilkan puluhan koleksi warisan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
"Pameran dari Kronik Ragam Budaya ini tentu hanya sedikit saja dari kekayaan, keragaman, kehebatan budaya kita yang merupakan suatu etalase ekspresi yang sulit untuk dikuantifikasi," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Jumat (17/10/2025).
Fadli menekankan pentingnya peran Balai Pelestarian Kebudayaan di berbagai daerah sebagai garda depan pelestarian budaya. Ia menargetkan pembentukan 33 BPK di seluruh Indonesia agar setiap daerah memiliki pusat penggerak budaya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga berharap, dalam waktu dekat akan memiliki 33 Balai Pelestarian Kebudayaan sehingga dapat menjadi penggerak kebudayaan bersama komunitas dan pelaku budaya lainnya di setiap daerah masing-masing. Kita juga berharap di tahun-tahun yang akan datang, Hari Kebudayaan dapat dirayakan di lokasi-lokasi lain serta dapat diselenggarakan di Balai Pelestarian Kebudayaan sebagai tuan rumah." jelasnya.
Menutup sambutannya, Fadli menyampaikan harapan agar semakin banyak pelaku budaya berkolaborasi memajukan kebudayaan Indonesia.
"Kita berharap semakin banyak juga komunitas dan persatuan Intangible Heritage Indonesia yang bersatu dan bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan," pungkasnya.
Pameran yang dikuratori oleh Transpiosa Riomandha ini menampilkan ragam kronik peradaban Indonesia, dari artefak, manuskrip, hingga karya seni yang merekam perjalanan budaya Nusantara. Koleksi yang dihadirkan antara lain replika naskah Negarakrtagama, kain ulos Batak, keramik Tiongkok kuno, hingga karya seni Pita Maha yang mencerminkan nilai kemanusiaan dan spiritualitas masyarakat Indonesia.
"Pameran ini berusaha menampilkan ragam budaya Indonesia melalui jejak warisan budaya yang terbentang lintas masa melalui langkah-langkah pelindungan, pembinaan, dan pemanfaatan kebudayaan yang menjadi jalan suci pelestarian warisan budaya, cagar budaya, OPK, pusaka, warisan dunia, dan aneka istilah yang hidup di masyarakat. Semuanya menjadi energi untuk merancang masa depan kebudayaan Indonesia, memajukan budaya adalah upaya untuk meningkatkan ketahanan budaya sekaligus memberi kontribusi bagi peradaban dunia," ungkap Transpiosa.
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menambahkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pameran ini merupakan hasil gotong royong berbagai pihak, termasuk 20 komunitas budaya. Ia berharap kolaborasi tersebut menjadi model penguatan kebudayaan di masa mendatang.
Selain menampilkan koleksi dari berbagai lembaga seperti Museum Nasional Indonesia, Fadli Zon Library, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, kegiatan ini juga menjadi bagian dari perayaan perdana Hari Kebudayaan 2025.
Pameran akan berlangsung selama sebulan penuh di Museum Benteng Vredeburg, disertai agenda pendukung seperti karavan budaya, seminar penetapan Hari Kebudayaan, serta pertunjukan dari Yogyakarta Royal Orchestra dan Dalang Milenial.
Turut hadir mendampingi Fadli dalam pembukaan pameran tersebut antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan Bambang Wibawarta, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Ismunandar, serta Staf Khusus Menteri Bidang Media dan Komunikasi Publik Muhammad Asrian Mirza, bersama sejumlah pejabat Kementerian Kebudayaan lainnya. Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Herman Susilo, dan Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana.
(akd/ega)