Harga Emas Bikin Emosi: Jatuh Tiba-Tiba, Kemudian Melonjak Sesuka Hati

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhirnya bangkit usai jatuh selama dua hari beruntun. Sayangnya kenaikannya masih terbatas akibat menguatnya indeks dolar Amerika Serikat (AS) usai pasar fokus pada perundingan perdagangan antara AS dengan para mitra dagangnya.

Pada perdagangan Rabu (9/7/2025), harga emas dunia naik 0,39% di level US$3.313,35 per troy ons. Penguatan tersebut berhasil mematahkan kejatuhan harga emas selama dua hari beruntun.

Pada perdagangan hari ini Kamis (10/7/2025) hingga pukul 06.31 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,17% di posisi US$3.318,92 per troy ons.

Harga emas melonjak pada Rabu pekan lalu (2/7/2025) kemudian ambruk 1% pada Kamis. Emas menguat lagi pada Jumat pekan lalu kemudian hancur lebur pada Senin dan Selasa pekan ini tetapi langsung melonjak pada Rabu kemarin.

Harga emas sedikit menguat pada perdagangan Rabu karena investor mengamati dengan saksama negosiasi antara AS dan mitra dagangnya, sementara dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan lebih lanjut.

Pada perdagangan Rabu (9/7/2025), indeks dolar AS menguat 0,04% di level 97,55. Penguatan ini memperpanjang kenaikan DXY selama tiga hari beruntun. Indeks dolar (DXY) berada di dekat level tertinggi dalam lebih dari dua minggu, membuat emas batangan kurang menarik bagi pembeli luar negeri.

Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, mengatakan di tengah volatilitas pasar, kekhawatiran fiskal, dan defisit AS yang melebar, investor semakin beralih ke emas.

Di sisi perdagangan, Uni Eropa mengatakan sedang berupaya mencapai kesepakatan dengan AS pada akhir bulan, sementara Presiden AS Donald Trump berjanji akan memberikan pemberitahuan tarif lebih lanjut kepada negara-negara yang tidak disebutkan namanya.

Minggu lalu, Trump menandatangani paket besar pemotongan pajak dan belanja yang menurut analis nonpartisan dapat menambah utang negara sebesar US$3,4 triliun selama dekade mendatang.

Risalah rapat The Federal Reserve (The Fed) pada 17-18 Juni menunjukkan bahwa hanya beberapa pejabat yang mendukung penurunan suku bunga paling cepat bulan ini, sementara sebagian besar pembuat kebijakan menyatakan kekhawatiran tentang tekanan inflasi yang mereka perkirakan akan terjadi akibat tarif perdagangan Trump.

Trump telah menuntut penurunan suku bunga segera dan meminta Ketua The Fed Jerome Powell untuk mengundurkan diri, tetapi risalah rapat tersebut hanya menunjukkan dukungan yang tipis untuk pengurangan biaya pinjaman di antara 19 pembuat kebijakan The Fed.

Pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal bank sentral AS bulan lalu, para pejabat dengan suara bulat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50% yang ditetapkan Desember lalu.

Emas biasanya berkinerja baik selama periode ketidakpastian ekonomi tetapi menghadapi tantangan ketika suku bunga tinggi, karena tidak menghasilkan pendapatan bunga.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |