Harga Beras Sudah Turun, di Wilayah Timur Masih Ada di Atas HET

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman mengakui meski harga beras secara umum sudah menurun. Namun, masih terdapat sejumlah daerah di Indonesia yang harga jualnya tetap berada di atas harga eceran tertinggi (HET).


Ia memastikan pemerintah akan memperketat pengawasan dan pengendalian harga agar penurunan bisa merata di seluruh wilayah. "Sudah turun. Jadi seluruh Indonesia, kemarin kan.. itu sudah turun. Tetapi, itu tidak boleh kita puas," kata Amran saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Amran menegaskan, pemerintah akan terus mengontrol harga beras agar tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat. "Insya Allah kontrolnya jauh lebih ketat nanti ke depan," ujarnya.


Menurut Amran, saat ini tren harga beras memang sudah menunjukkan penurunan di banyak daerah, namun pemerintah tidak boleh berhenti sampai di situ. "Intinya, sekarang harga beras sudah turun. Tapi, kita tidak boleh puas sampai situ. Pemerintah harus menjadi pengendali. Itu kata kuncinya," tegas dia.


Amran mengungkapkan, harga beras yang masih di atas HET umumnya terjadi di wilayah yang bukan sentra produksi, seperti di wilayah Timur Indonesia.


"Ini masih ada daerah yang di atas HET. Itu, terutama yang bukan penghasil beras. Daerah timur, Papua, dan seterusnya," jelasnya.


Namun, ia juga menyebut ada perkembangan positif di sejumlah wilayah penghasil, termasuk di kawasan Papua Selatan. "Tetapi, yang kita produksi beras, ada yang menggembirakan. Papua Selatan, Merauke. Karena kita membuat di sana food estate. Itu di sana sudah harga bagus," sebut Amran.


Untuk memastikan stabilitas harga di lapangan, pemerintah telah menurunkan tim gabungan dari Bapanas dan Kepolisian.


"Kami sudah turunkan tim. Sekarang tim ada di Papua, Sorong. Tim kami, Bapanas. Saya katakan Bapanas, turun ke lapangan. Pastikan dengan tim," katanya.


Amran menyebut pengawasan dilakukan bersama kepolisian di tiap provinsi. "Kami kolaborasi dengan Pak Kapolri. Yang menjadi koordinator di provinsi adalah Dirkrimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus). Jadi dari Polda, kita ketat," ujarnya.


Ia menegaskan pemerintah akan menyelesaikan setiap persoalan secara bertahap mulai dari hulu hingga hilir. "Kita selesaikan satu-satu. Serapan sudah bagus. Pupuk sudah bagus. Harga kita kejar. Nanti ke pangan, perkebunan, hilirisasi. Kita kejar satu-satu," pungkas Amran.

HET beras medium terbaru yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) adalah Rp13.500/kg untuk zona 1, Rp14.000/kg untuk zona 2, dan Rp15.500/kg untuk zona 3.

Sebelumnya dikutip dari laporan Polri.go.id, pekan lalu Tim gabungan yang terdiri dari unsur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipideksus) Bareskrim Polri, Ditreskrimsus Polda NTT, serta Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI  melakukan pengecekan langsung harga beras jenis Premium dan Medium di wilayah Kecamatan Malaka Tengah, NTT.

Tim melakukan pengecekan harga beras di beberapa titik, antara lain UD Perkasa, milik LS, menjual beras Premium Rp15.500-Rp17.000/kg dan Medium Rp14.000/kg. Toko Bejulai, milik R, menjual beras Premium Rp16.000-Rp17.000/kg, Medium Rp15.000-Rp16.000/kg, dan SPHP Rp13.000/kg. Toko De Mart, milik BF, menjual beras Premium Rp15.400-Rp17.000/kg dan Medium Rp13.500-Rp14.750/kg.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Diam-Diam Harga Beras Naik, Pedagang di Cipinang Sebut Pasokan Seret

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |