Gila-Gilaan! AS Habiskan Rp6.000 T Buat Teknologi Perang Masa Depan

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat tengah memperkuat kembali posisinya sebagai kekuatan militer berbasis teknologi paling maju di dunia.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (U.S. Department of Defense/DoD) diproyeksikan akan mengalokasikan dana sebesar US$384 miliar atau sekitar Rp 6.424 triliun (US$ 1= Rp 16730) sebagai bagian dari strategi keamanan nasional untuk memodernisasi seluruh matra militer dan memperluas investasi riset serta pengembangan pertahanan (R&D).

Melansir dari Visual Capitalist yang bekerja sama dengan Global X ETFs dalam laporan bertajuk Investing in Defense Part III menunjukkan, total belanja teknologi pertahanan AS tahun fiskal 2026 diperkirakan melonjak 71% dibandingkan tahun 2020. Yakni dari US$162,3 miliar menjadi US$278 miliar.

Kenaikan ini menunjukkan kebutuhan militer AS akan sistem pertahanan yang lebih tinggi teknologi, berbasis kecerdasan buatan (AI), komunikasi data besar (big data), serta otonomisasi di sistem pertempuran darat, laut, dan udara.

Berdasarkan data tersebut, alokasi anggaran dari departemen pertahanan AS atau yang saat ini dikenal dengan departemen perang terlihat bahwa beberapa sektor mengalami kenaikan anggaran yang cukup signifikan. 

Program rudal pertahanan atau Missile Defense misalnya, yang akan mengalami kenaikan anggaran hingga 247% dari US$11,6 miliar di 2020 menjadi US$40,2 miliar di 2026 mendatang. Kenaikan ini diperkirakan dipicu oleh meningkatnya penggunaan misil atau rudal dalam pertempuran masa kini. Negara-negara seperti Rusia, China, hingga Korea Utara juga sedang aktif dalam mengembangkan teknologi ini. 

Selain itu, program space based system atau sistem antariksa ini juga mengalami kenaikan anggaran yang cukup tajam hingga 186%. Hal ini bisa terjadi seiring dengan dorongan Washington dalam memperkuat pertahanan di luar angkasa, termasuk pada pengembangan jaringan satelit dan sistem komunikasi. 

Kenaikan juga pesat juga terjadi pada sektor kapal dan maritim atau Shipbuilding and Maritime Systems yang mengalami kenaikan hampir dua kali lipat menjadi US$65 miliar. Kenaikan ini dapat memberikan gambaran upaya AS dalam memperkuat armada lautnya khususnya untuk di Samudra Pasifik guna menghadapi potensi konflik di Indo-Pasifik. 

Sistem Pertahanan Darat Justru Turun 

Menariknya, satu-satunya sektor yang mengalami penurunan anggaran adalah Ground System atau sistem pertahanan darat, seperti sistem kendaraan tempur dan persenjataan darat. Anggarannya tercatat turun 21% menjadi US$11,6 miliar dari US$14,6 miliar di tahun 2020. 

Penurunan ini dapat menandakan adanya perubahan arah doktrin AS dari fokus ke sistem pertahanan darat menuju ke sistem yang lebih mengandalkan jarak jauh, pertahanan siber, maupun pertahanan laut dan udara. 

Dalam data Visual Capitalist juga mencatatkan bahwa tren peningkatan anggaran pertahanan untuk teknologi ini tidak hanya terjadi di AS, melainkan terjadi secara global. Dengan nilai belanja pertahanan dunia telah menembus US$2,5 triliun pada 2024, seiring meningkatnya ketegangan geopolitik diberbagai wilayah dan modernisasi alutsista militer di berbagai negara. 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |