Ekonom CSIS Ungkap Alasan Trump Utamakan Vietnam

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam menjadi satu dari tiga negara yang resmi mengetok deal dagang dengan AS. Trump mengumumkan tarif sebesar 20% atas impor dari negara ASEAN itu, Rabu pekan lalu.

Kesepakatan perdagangan dicapai di tengah deadline pemberlakuan tarif resiprokal (timbal balik) Trump, 9 Juli. Sebelumnya, produk yang dikirim dari Vietnam ke AS menghadapi pungutan sebesar 46%.

Center Centre for strategic and international Studies (CSIS) menjelaskan sejumlah alasan dari segi ekonomi dan politik di balik keputusan Amerika Serikat tersebut.

Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Dandy Rafitrandi menjelaskan kesepakatan ekonomi yang ditawarkan Vietnam kepada Amerika Serikat lebih konkret. Salah satunya, pemberian tarif 0% terhadap barang-barang Amerika Serikat.

"Kalau misalnya kita lihat, ekspor Vietnam ke Amerika Serikat itu sekitar US$ 13 miliar. Kita melakukan simulasi, kalau misalnya tarif Amerika Serikat ke Vietnam itu diturunkan menjadi 0%, Amerika Serikat bisa menurunkan defisit perdagangan sebesar US$3 miliar per tahun," ujar Dandy dalam acara media briefing CSIS, Kamis (10/7/2025).

Berdasarkan simulasi CSIS, dengan skenario tersebut AS mendapatkan dua keuntungan. Yakni potensi penurunan defisit perdagangan dan penerimaan baru dari tarif atas barang Vietnam yang tetap dikenakan.

"Misalnya kalau kita pakai 20%, ini berarti 20% dikalikan dengan total impor dari Vietnam dan total impor Amerika Serikat dari Vietnam itu sekitar 130 miliar. Jadi kalau kita bisa lihat kemungkinan paketnya itu kalau kita total gitu ya, penerimaan dari import dan juga potensi penurunan defisit ini sekitar US$30 miliar per tahun," ujarnya.

Penawaran tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan tawaran dari Indonesia. Menurut Dandy, sifatnya hanya satu kali atau one off dan nilainya jauh lebih kecil.

"Sementara pembelian apapun juga paket yang diberikan oleh Indonesia kepada Amerika Serikat, itu mungkin hanya one time. Jadi kita harus bisa lihat bahwa in terms of magnitude ini cukup berbeda positioningnya," ujarnya.

Menurut Dandy, ke depan pemerintah Indonesia bisa merundingkan strategi negosiasi yang dapat memberikan keuntungan untuk neraca dagang AS. Dampak keberlanjutan perekonomian dari negosiasi pun juga perlu diperhatikan, bukan hanya penawaran satu kali bersifat simbolis.

"Presiden Trump itu mempunyai kepentingan untuk menunjukkan bahwa kebijakan tarif ini berjalan dengan berhasil. Jadi dia harus bisa memperlihatkan kepada konstituennya bahwa tarif bisa menurunkan defisit neraca perdagangan. Jadi mungkin pertanyaannya yang bisa kita formulasikan untuk paket-paket cover selanjutnya," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bukan China, Alasan Vietnam Kena Tarif Paling Tinggi dari Donald Trump

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |