Dunia Shock! 2 Negara Kaya Raya Kini Banjir Pengangguran

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara tetangga Indonesia, Selandia Baru, tengah dihadapkan pada masalah pengangguran yang meningkat tajam hingga mencetak level tertinggi nya hampir dalam 10 tahun.

Tak hanya di kawasan Pasifik, tekanan di pasar tenaga kerja juga mulai terasa di Timur Tengah, di mana Arab Saudi mencatat kenaikan tingkat pengangguran kuartalan untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir.

Pengangguran Selandia Baru Naik ke Level Tertinggi Sejak 2016

Tingkat pengangguran Selandia Baru kembali meningkat pada kuartal III-2025. Data terbaru dari Stats NZ menunjukkan bahwa tingkat pengangguran secara kuartalan mencapai 5,3% (yoy). Menjadikannya level tertinggi sejak Desember 2016.

"Selama empat kuartal terakhir, tingkat pengangguran telah berada di atas 5%. Terakhir kali mencapai 5,3% terjadi pada kuartal Desember 2016," ujar juru bicara Stats NZ, Jason Attewell.

Jumlah pengangguran tercatat sebanyak 160.000 orang berdasarkan survei Household Labour Force Survey (HLFS). Dari jumlah tersebut, 22.700 orang atau 14,5% telah menganggur selama lebih dari satu tahun. Hal ini menjadi indikator yang menunjukkan meningkatnya pengangguran jangka panjang.

Selain itu, tingkat underutilisation atau kapasitas tenaga kerja yang belum sepenuhnya terserap naik menjadi 12,9%, dibandingkan 11,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Ukuran ini tidak hanya mencakup penganggur, tetapi juga pekerja paruh waktu yang ingin menambah jam kerja dan mereka yang berada di angkatan kerja potensial namun belum aktif bekerja.

Pekerja Paruh Waktu Meningkat, Didominasi Perempuan

Terdapat 138.000 orang yang tergolong underemployed atau bekerja paruh waktu namun ingin menambah jam kerja, meningkat dari 121.000 orang pada kuartal September 2024. Sekitar dua pertiga dari kelompok ini adalah perempuan yang mencerminkan proporsi besar pekerja paruh waktu di kalangan perempuan.

"Meski underemployment lebih banyak dialami perempuan, laki-laki yang bekerja paruh waktu justru lebih berisiko mengalami underemployment. Sekitar satu dari empat pria paruh waktu termasuk underemployed, dibanding satu dari lima perempuan," ujar Attewell.

Tingkat NEET Naik Jadi 13,8%

Tekanan di pasar tenaga kerja juga tercermin pada peningkatan jumlah pemuda yang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan (Not in Employment, Education, or Training / NEET).

Secara musiman, tingkat NEET naik menjadi 13,8%, meningkat 1,4 poin persentase dari tahun sebelumnya.

"Perempuan usia awal 20-an mencatat tingkat NEET tertinggi, yaitu 18,6%, dan sekitar sepertiga dari mereka terlibat dalam kegiatan pengasuhan," tambah Attewell.

Arab Saudi: Pengangguran Naik Tipis

Arab Saudi juga mulai merasakan tekanan serupa di pasar tenaga kerja.

Menurut data General Authority for Statistics (GASTAT), tingkat pengangguran total di Arab Saudi naik menjadi 3,2% pada kuartal II-2025 atau meningkat dari 2,8% pada kuartal sebelumnya.

Kenaikan ini merupakan yang pertama dalam setahun terakhir, meski secara tahunan masih turun tipis 0,1 poin persentase. Peningkatan pengangguran tersebut terjadi bersamaan dengan naiknya tingkat partisipasi angkatan kerja menjadi 67,1%, meningkat 0,9 poin secara tahunan.

Ini menunjukkan semakin banyak penduduk Arab Saudi yang bekerja atau aktif mencari pekerjaan, seiring dengan upaya reformasi ekonomi dalam kerangka Vision 2030.

Salah satu pilar utama dalam transformasi ekonomi Arab Saudi adalah kebijakan Saudization, yang bertujuan meningkatkan keterlibatan warga negara dalam sektor swasta.

Data GASTAT menunjukkan tingkat pengangguran warga Saudi mencapai 6,8%, membaik 0,3 poin persentase dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, employment-to-population ratio warga Saudi berada di 45,9%, sementara tingkat partisipasi tenaga kerja tercatat 49,2%, keduanya sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam laporan resminya, GASTAT menyebutkan bahwa 95,8% warga Saudi yang menganggur bersedia menerima tawaran kerja di sektor swasta sehingga menunjukkan fleksibilitas tenaga kerja mereka di tengah transisi menuju ekonomi non-migas.

Bagaimana Dengan RI?

Indonesia mencatat kenaikan tipis untuk tingkat pengangguran pada Agustus 2025.

Berdarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pada Agustus 2025 mencapai 4,85%, naik dari 4,76% pada Februari 2025.

Namun, masih jauh lebih rendah dibandingkan kuartal III-2024 yang mencapai 4,91%.

Secara jumlah, pengangguran bertambah menjadi 7,46 juta orang, naik sekitar 180 ribu orang dibanding Februari 2025 yang sebanyak 7,28 juta orang. turun sekitar 4.000 orang dibanding tahun sebelumnya.

Kenaikan ini relatif kecil, namun perlu tetap dicermati bahwa ada perlambatan penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor keuangan, jasa lainnya, dan real estat.

Secara historis, Indonesia masih berada di jalur pemulihan tenaga kerja pascapandemi. Setelah mencatat lonjakan pengangguran hingga 7,07% pada Agustus 2020, tren terus menurun dalam lima tahun terakhir dan berhasil bertahan di bawah 5% sejak 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |