China-Amerika Minggir, 'Senjata' Baru Rusia Bikin Heboh

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi 'senjata baru' bagi berbagai negara untuk menguasai dunia. Amerika Serikat (AS) dan China menjadi dua negara yang paling gencar berkompetisi untuk memenangkan dominasi AI.

Namun, AS dan China perlu waspada dengan gebrakan baru Rusia. Negara kekuasaan Vladimir Putin berencana untuk mengintegrasikan model AI Gigachat buatan domestik ke sistem IT di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Hal tersebut diungkap lembaga luar angkasa Rusia, Roscosmos, pada awal pekan ini. Gigachat sendiri dikembangkan bank terbesar Rusia, Sberbank. Pengembangan Gigachat bertujuan menyamai posisi Rusia terhadap AS dan China di sektor AI.

Kepala Roscosmos, Dmitry Bakanov, mengatakan misi membawa model AI ke ISS direncanakan pada akhir tahun ini. Gigachat akan membantu kru luar angkasa dalam memroses penggambaran satelit, meningkatkan resolusi maksimum dari 1 meter per piksel menjadi 0,5 meter per piksel.

"Ini adalah bantuan langsung bagi para kosmonaut (penjelajah antariksa dari Rusia)," kata Bakanov, dikutip dari Reuters, Rabu (4/6/2025).

Pada April lalu, wahana antariksa Rusia mengantarkan astronaut AS Jonathan Kim dan kosmonaut Rusia Sergei Ryzhikov dan Alexei Zubritsky ke ISS. Misi wahana antariksa Rusia berikutnya ke ISS direncanakan pada tanggal 27 November 2025.

Rusia mengumumkan akan berpartisipasi di ISS hingga 2028 mendatang. Negara tersebut berencana meluncurkan dua modul pertama untuk stasiun luar angkasanya sendiri pada 2027 mendatang.

Sebagai informasi, Sberbank tengah berfokus mengembangkan agen AI, sama seperti yang digenjot di AS dan China. Agen AI merupakan sistem AI-generatif yang dirancang untuk memroses informasi, membuat keputusan, serta mengambil tindakan, tanpa perlu perintah dari manusia secara terus-menerus.

Pengembangan AI lebih lanjut ini akan mengubah kehidupan di masa depan dalam berbagai aspek, mulai dari kesehatan, pendidikan, finansial, bisnis, hiburan, hingga militer.

Saat ini, AI sudah berperan penting dalam arena perang. Senjata berbasis AI mampu menargetkan serangan terhadap lawan secara otomatis dan cepat. Hal ini yang membuat AS khawatir dengan pengembangan China, hingga memblokir akses chip canggih untuk pengembangan AI ke negara kekuasaan Xi Jinping.

Pemerintah AS berkali-kali mengungkap ketakutannya bahwa China akan memanfaatkan AI untuk memperkuat militernya.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AI Makin Marak, Bisnis Data Center "Berlomba" Ekspansi

Next Article 7 Raksasa Teknologi AS Langsung Tumbang Dihantam China

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |