Jakarta, CNBC Indonesia - Jerawat di dagu bisa muncul tiba-tiba, bahkan ketika kita merasa sudah melewati masa remaja penuh jerawat. Bagi banyak perempuan, area dagu kerap menjadi titik bermasalah yang sulit dikendalikan. Penyebabnya beragam mulai dari hormon, stres, pola makan, hingga kebiasaan menyentuh wajah.
Dr. Carmen Castilla, dokter kulit bersertifikat dari New York Dermatology Group menjelaskan, jerawat di dagu bisa dipicu oleh kombinasi faktor seperti gaya hidup, genetik, hormon, stres, dan kebersihan kulit. "Dagu punya banyak kelenjar minyak, menjadikannya area yang rawan pori-pori tersumbat dan peradangan," jelasnya seperti dikutip laman Women's Health, Selasa (22/7/2025).
Sementara itu menurut Dr. Azadeh Shirazi dari La Jolla Laser Dermatology, konsumsi susu sapi (terutama skim), gula, dan pemanis buatan bisa memicu lonjakan insulin yang memicu produksi minyak berlebih. Protein whey dalam smoothie atau suplemen pun bisa memperparah jerawat karena meningkatkan hormon insulin-like growth factor 1 (IGF-1).
Jerawat hormonal juga jadi penyebab utama, khususnya saat mendekati menstruasi. Jerawat ini umumnya muncul dalam bentuk benjolan merah dan besar, terkadang berisi nanah, dan menyebar hingga ke garis rahang. Bagi penderita PCOS, jerawat cenderung muncul tidak menentu dan dapat menjalar ke dada serta punggung.
Meski sudah tak wajib, penggunaan masker tetap bisa memicu jerawat akibat gesekan, kelembapan, dan penumpukan minyak. Dr. Hadley King menyarankan untuk mencuci wajah sebelum dan sesudah pakai masker, dan gunakan serum salicylic acid jika diperlukan.
Cara Mengatasi Jerawat di Dagu
Pengobatan jerawat di dagu perlu pendekatan menyeluruh, tergantung penyebabnya. Berikut beberapa langkah efektif yang disarankan para dermatolog:
- Gunakan Produk Salicylic Acid
Produk pembersih wajah berbahan salicylic acid bisa membantu eksfoliasi dan mengontrol produksi minyak. Kandungan sodium hypochlorite juga efektif membunuh bakteri penyebab jerawat.
- Pertimbangkan Benzoyl Peroxide
Meski beberapa laporan mengaitkan risiko bahan benzena dalam produk OTC, dokter menyarankan tetap bisa menggunakan benzoyl peroxide maksimal 5% untuk menghindari iritasi.
- Gunakan Hypochlorous Acid
Ini alternatif lembut yang cocok untuk kulit sensitif seperti penderita eksim atau psoriasis. Kandungan ini bersifat antimikroba dan tidak menyebabkan noda pada pakaian.
- Tambahkan Retinoid OTC
Retinoid seperti adapalene 0,1% bisa membantu mencegah jerawat dan mempercepat penyembuhan bekasnya. Namun, penggunaannya harus bertahap dan disertai pelembap.
- Pertimbangkan Obat Resep
Untuk jerawat hormonal yang parah, dokter bisa meresepkan antibiotik topikal atau oral, retinoid seperti tretinoin, hingga Clascoterone (penghambat androgen topikal) atau spironolactone.
- Gunakan Spot Treatment dan Patch
Patch jerawat bisa membantu untuk benjolan yang sudah muncul, meskipun biasanya tidak bersifat pencegahan.
- Coba Terapi LED
Terapi cahaya biru dan merah sedang populer untuk membunuh bakteri dan mengurangi peradangan. Namun, hasilnya bisa bervariasi antar individu dan belum sepenuhnya didukung bukti ilmiah kuat.
Bisakah Jerawat di Dagu Hilang Sendiri?
"Kalau jerawatnya hanya muncul menjelang menstruasi dan bisa ditangani dengan perawatan rumahan, tidak masalah," kata Dr. King. Namun, jika sudah menyebabkan bekas luka atau tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasi ke dokter kulit.
Dr. Shirazi menyarankan rutinitas perawatan konsisten, seperti eksfoliasi dengan salicylic acid 1-2 kali seminggu, pakai retinol di malam hari, dan oleskan benzoyl peroxide di pagi hari. Jangan lupa pelembap untuk menjaga kekuatan skin barrier.
Selain itu, gaya hidup sehat juga penting, yaitu makan sayur dan buah bervariasi, batasi konsumsi gula dan susu, serta kelola stres. "Tetap positif," kata Dr. King.