BPS Benarkan Ada PHK, Tapi Serapan Tenaga Kerja Juga Tinggi

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah maraknya isu pemutusan hubungan kerja atau PHK, Badan Pusat Statistik (BPS) masih mencatat turunnya jumlah pengangguran. Namun, ternyata jumlah korban PHK itu sudah masuk ke dalam kategori pengangguran yang terus dicatat BPS.

Berdasarkan catatan BPS per Agustus 2025, jumlah pengangguran hanya sebesar 7,46 juta orang, atau turun tipis dari catatan per Agustus 2024 yang sebesar 7,47 juta orang, dan per Agustus 2023 yang jumlah penganggurannya masih sebanyak 7,86 juta orang.

Dari total pengangguran per Agustus 2025 itu, BPS mencatat 0,77% nya adalah korban PHK dengan jumlah 58 ribu orang. Terdiri dari korban PHK di industri pengolahan 22,8 ribu, perdagangan 9,7 ribu, dan pertambangan 7,7 ribu orang yang menjadi tiga terbesar industri yang PHK karyawannya.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, masih turunnya jumlah pengangguran meski korban PHK juga masih tercatat banyak lebih disebabkan karena jumlah angkatan kerja di Indonesia terus membesar, dan mayoritas terserap dunia kerja.

"Sebenarnya ada yang PHK, dan ada yang masuk diserap lapangan kerja, kebetulan di bulan Agustus itu juga jumlah angkatan kerjanya meningkat," kata Amalia di Istana Negara, Jakarta, seperti dikutip Kamis (6/11/2025).

Jumlah angkatan kerja per Agustus 2025 memang mampu tumbuh sedikit ke level 154 juta orang, dari sebelumnya per Agustus 2024 sebanyak 152,11 juta orang. Sedangkan yang bekerja atau terserap oleh lapangan kerja mencapai 146,54 juta orang, dari sebelumnya hanya 144,64 juta orang per Agustus 2024.

Hal inilah yang kata Amalia turut memicu tingkat pengangguran terbuka atau TPT menjadi ikut turun pada Agustus 2025 meskipun masih marak isu PHK. angka TPT terbaru itu sebesar 4,85%, turun dibanding catatan per Agustus 2024 yang sebanyak 4,91%, dan Agustus 2023 sebesar 5,32%.

TPT adalah persentase jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja. TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.

"Dengan peningkatan jumlah angkatan kerja itu ada banyak yang diserap tetapi ada juga yang menganggur. Jadi memang di dalam pasar tenaga kerja itu ada yang masuk dan ada yang keluar," tutur Amalia.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Dapat Laporan Bos BPS Pengangguran RI Turun, Ini Kata Menaker

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |