Jakarta, CNBC Indonesia — Wakil Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) Aminuddin Ma'ruf menegaskan penggabungan sejumlah BUMN karya akan rampung pada kuartal I tahun 2026.
"Kuartal I (selesai)," ujarnya saat ditemui di Graha Mandiri Jakarta, Senin (29/12/2025).
Diketahui, dalam aksi penggabungan BUMN karya melibatkan beberapa perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu dia menolak mengungkapkan secara detail skema penggabungan BUMN karya. "Makanya (karena emiten) jangan diumumin," ungkapnya.
Aminuddin menegaskan, penggabungan BUMN karya akan dilaksanakan secara serempak dan pemetaan antar perusahaan yang akan digabung pun sudah jelas.
"Iya barengan semuanya," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengungkapkan, penggabungan terhadap 7 perusahaan BUMN yang rencananya rampung tahun ini, mundur menjadi 2026.
"Kita carry forward ke tahun depan. Tidak selesai di tahun ini. Khusus untuk karya tidak selesai di tahun ini," kata Chief Executive Officer Dony Oskaria
Dony mengatakan, dalam proses aksi konsolidasi tersebut ada sejumlah persoalan yang membelenggu, termasuk utang-utang yang membelit beberapa perusahaan BUMN karya.
"Tentu tahu problematika di karya banyak sekali ya. Termasuk tadi restrukturisasi daripada utang-utangnya dulu. Jadi kan problem keuangan mereka cukup dalam di karya-karya ini," ungkapnya.
Apalagi, kata Dony, sejumlah perusahaan BUMN Karya yang akan dikonsolidasi juga merupakan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga, semua proses restrukturisasi harus disampaikan secara transparan.
"Ini kita harus transparan juga kepada publik. Karya-karya kita menghadapi persoalan keuangan yang cukup dalam selama ini. Nah, ini kita perbaiki dulu dengan Danantara. Kita perbaiki. Kita lakukan dulu restrukturisasi. Termasuk dalam proses itu ada impairment juga yang kita lakukan," jelasnya.
Selain itu, Danantara sebagai pemegang saham juga akan melakukan evaluasi kembali terhadap nilai aset-aset BUMN Karya. "Melakukan evaluasi lagi daripada nilai asetnya dengan bukunya. Setelah itu baru kita lakukan merger dengan skenario terbaik," ucapnya.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]


















































