Bos TINS Buka-bukaan Potensi Logam Tanah Jarang di Tambang PT Timah

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) membeberkan potensi logam tanah jarang (LTJ) yang terkandung di dalam komoditas timah. Selama ini, memang timah ditambang tanpa memperhatikan mineral strategis yang terkandung sebagai mineral ikutan timah.

Direktur Pengembangan Usaha TINS, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara mengungkapkan selama ini mineral strategis terkandung dalam produk timah. Seperti misalnya monasit.

"PT Timah sebenarnya melakukan core mining kompetensinya di mining timah ya, tin. Tapi sebenarnya di situ ada mineral ikutan. Mineral ikutan itu dan salah satunya adalah monasit. Nah kalau saya bicara monasit, nanti akan menjawab apa yang disampaikan tadi, potensi terhadap logam tanah jarang," jelasnya dalam program Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Jumat (14/11/2025).

Sejatinya, LTJ dalam timah bukanlah barang baru. Pihaknya sudah melakukan penelitian kandungan LTJ dalam timah sejak 2010-2011 silam. Perusahaan bahkan sudah memiliki pilot plant untuk mengembangkan proses pemisahan LTJ dari timah.

Selama bertahun-tahun, pilot plant tersebut menjalani rangkaian uji, namun sampai saat ini belum memenuhi spesifikasi akhir yang dibutuhkan, khususnya dalam pemisahan fosfat agar menghasilkan kandungan uranium dan thorium pada kadar yang sesuai.

"Hanya dalam hal ini harapan dari spek yang diinginkan dari end product dari REE tersebut itu masih belum tercapai dari sisi spek," ujarnya.

Adapun, LTJ jenis thorium juga muncul dari proses pemisahan itu selama ini dikenal sebagai 'harta karun' yang belum tergarap secara optimal, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Karena itu, perusahaan saat ini meningkatkan kolaborasi dengan regulator hingga lembaga pendidikan untuk mendorong REE tidak lagi hanya menjadi proyek ujicoba, melainkan masuk ke tahap piloting.

"Kami coba aplikasikan konsep triple helix untuk langkah-langkah mengembangkan, bukan lagi ujicoba tapi bagaimana ini menjadi piloting project untuk pengembangan REE khususnya di PT Timah," imbuhnya.

Tidak main-main, potensi monasit dalam produksi timah diperhitungkan besar. Berdasarkan perhitungannya, setiap 30 ribu ton timah, terdapat sekitar 1.500 ton monasit yang dapat diambil.

Dengan begitu, PT Timah menargetkan penyempurnaan pilot plant hingga 2027, lalu mulai masuk tahap komersialisasi pada 2028 dengan catatan seluruh persyaratan teknis dan regulasi terpenuhi.

"Insya Allah di 2028 kita running untuk proses komersialisasinya," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PT Timah Buka-Bukaan Soal Maraknya Tambang Ilegal di Wilayahnya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |