Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) melaporkan dampak kerusakan infrastruktur kelistrikan akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Sumatra, khususnya Aceh, yang terjadi pada November 2025 lalu. Perseroan mencatat, jumlah titik kerusakan yang terjadi pada bencana kali ini bahkan jauh melampaui kerusakan infrastruktur listrik saat peristiwa Tsunami Aceh 2004 lalu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membandingkan skala kerusakan infrastruktur listrik saat ini dengan kejadian tsunami Aceh tahun 2004. Ia menjelaskan bahwa sebaran kerusakan akibat banjir kali ini justru lebih masif dan merusak ratusan titik vital kelistrikan yang tersebar di berbagai wilayah.
"Untuk bencana kali ini dibanding dengan tsunami 2004 itu sangat berbeda. Pada saat tsunami 2004, kerusakan sistem kelistrikan ada di 8 titik, sedangkan bencana kali ini di Aceh ada 422 titik. Jadi skalanya sangat berbeda, kali ini sangat masif," ungkap Darmawan dalam Rapat Koordinasi Satgas Pemulihan Pasca Bencana, disiarkan daring, Selasa (30/12/2025).
Lebih lanjut dia menjelaskan, pemulihan sistem kelistrikan saat ini bergantung pada akses evakuasi material ke lokasi terdampak. Wilayah yang aksesnya sudah terbuka dapat dipulihkan dengan cepat, namun daerah yang masih terisolasi seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues mengalami kendala dalam pengiriman material logistik.
"Sedangkan untuk Aceh Tengah dengan Bener Meriah evaluasi 510 tiang listrik kami masih menggunakan Hercules dan juga udara sehingga dalam hal ini masih sekitar 70-80% yang sudah menyala. Sisanya dalam proses menunggu juga evakuasi material kami menggunakan akses udara," tambahnya.
Selain kendala akses, pihaknya juga menemui situasi dilematis di mana jaringan listrik desa sudah berhasil dipulihkan, namun listrik belum bisa dialirkan ke rumah warga karena kerusakan bangunan yang parah. Kondisi rumah yang hancur atau masih tertimbun lumpur membuat penyalaan aliran listrik ke rumah-rumah menjadi sangat berbahaya dan berisiko tinggi.
"Jadi desanya sudah menyala tetapi rumah-rumah pelanggan PLN juga masih tertimbun dengan lumpur sehingga kami belum berani menyalakan Bapak, karena nanti bisa tersengat," katanya.
Dengan begitu, terus berupaya memulihkan kelistrikan tidak hanya di pemukiman, tetapi juga di fasilitas pelayanan publik seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Puskesmas.
Tim di lapangan pun terus membantu membersihkan instalasi listrik di dalam gedung fasilitas umum yang terdampak lumpur agar pelayanan kesehatan dan ibadah dapat segera berfungsi kembali.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]


















































