Bocoran Terbaru! Ini 5 Kandidat Kuat Emiten Masuk MSCI: Ada ANTM

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) disebut-sebut berpeluang kuat masuk ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada periode review November 2025.

Dari seluruh kandidat, terdapat lima nama yang paling menjadi pusat perhatian pasar yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), hingga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Selama beberapa bulan terakhir, deretan saham tersebut menjadi saham dengan volume serta ekspektasi positioning institusi yang relatif tinggi.

Sebagai gambaran, MSCI merupakan penyedia indeks global yang menjadi rujukan utama institusi besar seperti sovereign wealth fund, global pension fund, hingga ratusan ETF berkapitalisasi raksasa. Sebagian besar dana ini bersifat benchmark-tracking, artinya jika suatu saham resmi masuk indeks, maka dana ETF yang mengikuti MSCI wajib membeli saham tersebut dalam jumlah proporsional.

Inilah alasan mengapa masuk MSCI sering memicu event rally yang bersifat mekanis, bukan spekulatif murni, ada arus beli forced flow dari indeks itu sendiri.

Menurut analisa BRI Danareksa Sekuritas, terdapat deretan saham yang akan berpeluang masuk ke dalam MSCI dan di depak dari indeks tersebut.

1. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

BREN memiliki Free Float Market Capitalization (FFMC) sekitar US$3,5 miliar, jauh melewati threshold sekitar US$3,1 miliar. Kemudian, turnover 12 bulan sekitar US$12,9 juta/hari, lebih dari 5× syarat minimum US$2,5 juta. Narrative makro mendukung, demand energi hijau regional meningkat. Sehingga BREN sejauh ini disebut sebagai kandidat paling consensus.

2. PT Petrosea Tbk (PTRO)

Free float PTRO membengkak pasca restrukturisasi, kemudian likuiditas pasca corporate action meningkat pesat. PTRO merupakan most improved jika melihat data MSCI review sebelumnya.

3. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

BRMS memiliki market cap sekitar US$8 miliar. FFMC sekitar US$2,7 miliar, melebihi ambang MSCI US$1,56 miliar. Annualized Traded Value Ratio (ATVR) lebih dari 15%, dan eksposure komoditas emas yang sejak semester I 2025 berada dalam fase structural bull trend. BRMS berada dalam posisi borderline, sudah jauh di atas threshold.

4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

ANTM memiliki free float besar, kemudian akumulasi asing 3 bulan terakhir mencapai Rp411 miliar. Dan kini narrative didukung ekosistem nikel EV Asia Tenggara

5. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

MDKA memiliki market cap sekitar Rp59 triliun dengan fee float berkisar Rp28 triliun, dan ATVR lebih dari 15%. Bahkan net buy asing 3 bulan terakhir mencapai Rp814 miliar.

Sementara itu, terdapat satu emiten yang berpotensi saham keluar (delisting dari MSCI).

 PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Diketahui FFMC KLBF turun di bawah US$1,2 miliar (di bawah ambang qualifying MSCI). Bahkan aktivitas transaksi menipis sehingga rawan terdepak. Saham yang turun ke bawah threshold biasanya bukan hanya tidak naik, tapi bisa dibuang oleh indeks (ETF harus menjual).

Pertarungan MSCI bukan sekadar isu siapa masuk atau siapa keluar, tetapi arus dana. ETF berbasis MSCI total AUM global lebih dari US$1,5 triliun.

Jika satu saham Indonesia masuk, maka nominal pembelian yang masuk ke saham tersebut dapat mencapai ratusan juta dolar hanya dari buy-flow pasif. Itulah kenapa 5 - 25 November 2025 sangat mungkin menjadi fase dengan transaksi abnormal di BEI.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |