Jakarta -
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan bahwa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan kunci untuk menciptakan kota-kota yang berkarakter dan berkelanjutan. Menurutnya, RDTR berfungsi sebagai zonasi yang mengatur penempatan serta pemetaan lokasi pembangunan.
Hal tersebut diungkapkan olehnya di acara Sarasehan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional 2025 di Hotel Sheraton Gandaria, Jakarta, hari ini.
"Kita berharap, RDTR ini bisa membuat kota bertransformasi, dari sekadar kota yang sama prototipe-nya, menjadi kota yang kita mimpikan, kota yang berkelanjutan, kota hijau, dan kota inklusif, serta ekonominya tumbuh," kata Bima dalam keterangan tertulis, Kamis (6/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bima menambahkan dalam menyusun desain tata ruang kota yang baik, terdapat sejumlah aspek yang harus diperhatikan seperti keasrian lahan hijau, perlindungan terhadap lahan sawah, serta pengaturan area pembangunan berkelanjutan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Menurutnya, RDTR juga harus mampu menampilkan branding atau ciri khas suatu kota. Ia mengakui, hal ini merupakan tantangan yang tidak mudah.
"Ini tidak mudah, untuk menyulap [atau] mentransformasi lautan ruko, lautan angkot, lautan PKL (Pedagang Kaki Lima) menjadi nuansa lokal yang betul-betul kuat," tuturnya.
Bima menekankan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, tokoh adat, dan masyarakat harus berkoordinasi secara erat demi mewujudkan perencanaan kota yang partisipatif dan inklusif.
"Saya kira kita harus manfaatkan kebaikan hati dari Pak Menteri Keuangan, Pak Menteri ATR (Agraria dan Tata Ruang), alokasi untuk RDTR ini, kita sambut dengan semangat kolektif dan kebersamaan untuk pembangunan yang melibatkan semua," katanya.
Dia menegaskan pembangunan tata ruang kota merupakan aset bagi generasi muda di masa depan. Karena itu, dia mengajak seluruh pihak termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) muda untuk berkontribusi dalam merancang tata ruang yang sehat.
"Kita butuhkan keahliannya, lebih dari sekadar politik dan pemerintahan, tapi kemampuan untuk menata ruang lebih inklusif dan terbuka demi cita-cita kita menjadi negara maju di tahun 2045," pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, turut hadir dalam acara tersebut Menteri ATR/Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid, Ketua Umum IAP Indonesia Hendricus Andy Simarmata, serta pejabat terkait lainnya.
(akd/ega)

















































