Asia Membara, 89 Jet Tempur dan 14 Kapal Perang China "Kepung" Taiwan

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan geopolitik Asia kembali memanas. China menggelar latihan militer skala besar dengan mengerahkan 89 jet tempur dan 14 kapal perang untuk mengepung Taiwan, dalam manuver yang disebut sebagai yang paling ekstensif sejak 2022.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan aktivitas militer tersebut terdeteksi pada Senin (29/12/2025) waktu setempat, ketika puluhan pesawat tempur, kapal perang, serta kapal penjaga pantai China beroperasi di sekitar pulau yang diperintah secara demokratis itu. Empat kapal perang tambahan juga terlihat bergerak di kawasan Pasifik Barat.

Latihan tersebut digelar di bawah komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan sandi "Misi Keadilan 2025". Beijing menyebut latihan ini mencakup simulasi serangan darat dan laut, tembakan langsung, hingga skenario pemblokade pelabuhan utama Taiwan.

Administrasi Keselamatan Maritim China menetapkan tujuh zona latihan tembak langsung, meningkat dari rencana awal lima zona. Lokasi latihan juga disebut lebih dekat ke Taiwan dibanding manuver sebelumnya, memperkuat sinyal tekanan militer Beijing terhadap Taipei.

Penerbangan Terganggu

Dampak latihan tersebut langsung terasa pada sektor sipil. Kementerian Perhubungan Taiwan menyatakan lebih dari 100.000 penumpang penerbangan internasional berpotensi terdampak pada Selasa, sementara sekitar 80 penerbangan domestik terpaksa dibatalkan.

Kementerian Pertahanan Taiwan juga mengungkap adanya zona latihan tambahan selama dua jam di perairan timur pulau pada Senin pagi, yang dilakukan tanpa pengumuman terlebih dahulu dari pihak China.

"Angkatan bersenjata kami beroperasi berdasarkan prinsip mempersiapkan diri untuk yang terburuk dan harus mempertimbangkan setiap kemungkinan skenario," ujar Hsieh Jih-sheng, Wakil Kepala Staf Umum Bidang Intelijen Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dikutip Reuters.

Menurutnya, latihan tembak langsung di sekitar Selat Taiwan tidak hanya menimbulkan tekanan militer, tetapi juga berpotensi menciptakan dampak yang lebih kompleks bagi stabilitas kawasan dan komunitas internasional.

Taiwan sendiri kembali menegaskan penolakan atas klaim kedaulatan China. Pemerintah Taipei menyatakan masa depan pulau tersebut hanya dapat ditentukan oleh rakyat Taiwan sendiri.

Militer Taiwan dilaporkan berada dalam status siaga tinggi dan siap melakukan latihan respons cepat, yakni prosedur pemindahan pasukan secara cepat jika latihan berubah menjadi serangan nyata. Beberapa kapal China juga dilaporkan sempat berhadapan dengan kapal Taiwan di dekat batas wilayah 24 mil laut dari garis pantai.

Unjuk Kekuatan & Teknologi

Seiring latihan berlangsung, militer China juga merilis video propaganda yang menampilkan teknologi futuristik, termasuk robot humanoid otomatis, micro drone, dan anjing robot bersenjata. Para analis menilai langkah ini mengaburkan batas antara latihan rutin dan persiapan operasi militer sesungguhnya.

Peneliti Akademi Ilmu Militer China, Fu Zhengyuan, mengatakan latihan ini dibenarkan oleh kekhawatiran Beijing atas meningkatnya interoperabilitas sistem tempur Taiwan dan Amerika Serikat, yang dinilai meningkatkan risiko bentrokan langsung kedua negara adidaya.

Sebagai respons, Kementerian Pertahanan Taiwan mengunggah video persenjataan, termasuk sistem roket HIMARS buatan AS dengan jangkauan sekitar 300 kilometer, yang mampu menjangkau wilayah pesisir Provinsi Fujian di China selatan jika konflik terjadi.

China menyebut latihan ini akan berfokus pada pengamanan pelabuhan strategis, termasuk Keelung di utara dan Kaohsiung di selatan Taiwan, dua simpul vital jalur perdagangan dan logistik pulau tersebut.

(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |