Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan kabar terbaru terkait rencana penggabungan dua maskapai pelat merah yakni Pelita Air dengan Garuda Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menjelaskan, seluruh proses konsolidasi antara kedua belah pihak masih terus berlangsung. Adapun, Pertamina juga akan melaporkan rencana penggabungan tersebut kepada BPI Danantara untuk mendapatkan penilaian dan keputusan final.
Seperti diketahui, Pelita Air merupakan maskapai milik PT Pertamina (Persero).
"Semua proses masih berjalan terus, proses berjalan, kita laporkan ke Danantara juga untuk bisa ada penilaian sekaligus keputusan," kata Simon saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Sementara, terkait pembahasan dengan Garuda Indonesia, Simon mengungkapkan komunikasi sudah dilakukan sejak awal. Namun demikian, prosesnya tetap akan mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan, termasuk penilaian menyeluruh dari masing-masing pihak.
"Ya, pembicaraan sudah kita rintis, tapi tentunya mengikuti langkah-langkah yang sudah ada saat ini, termasuk penilaian-penilaian dari internal kita, penilaian dari internal Pelita Air, begitu juga ke Danantara untuk kemudian nanti finalisasinya," tambahnya.
Sebelumnya, rencana merger Pelita Air dan Garuda Indonesia ini pertama kali dibeberkan Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025).
Simon menyebut, langkah tersebut dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan dan memperkuat kepercayaan stakeholder melalui advokasi yang kuat dan komunikasi yang efektif.
"Sebagai contoh untuk airline kami (Pelita Air) kita sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia (GIAA)," sebut Simon.
Perlu diketahui, rumor merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia telah berembus kencang sejak tahun lalu. Bahkan, manajemen GIAA awal tahun ini telah mengaku bahwa benar maskapai pelat merah tersebut berencana untuk merger dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.
"Sehubungan dengan informasi terkait rencana merger antara Perseroan dan Pelita Air, dapat kami sampaikan bahwa terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/1/2025).
Kala itu, manajemen Garuda menyebut perseroan kala itu tengah dalam proses penyusunan kajian awal dan diskusi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama Perseroan, untuk dapat mengoptimalkan berbagai peluang sinergi bisnis guna memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia sehingga dapat membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.
Garuda memandang, aksi korporasi tersebut akan berdampak positif dan akan mendukung penuh rencana merger tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian yang komprehensif dan prudent terhadap outlook bisnis dan kinerja Perseroan.
Awal tahun ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat itu masih dijabat Erick Thohir juga buka suara alasan dua maskapai perusahaan pelat merah akan digabung, yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan Pelita Air.
Menurutnya, penggabungan dua perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan armada pesawat di Indonesia.
"Ya kan memang kita konsolidasi. Karena Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita premium ekonomi, dan tentu ada low cost. Nah ini memang integrasi ini harus terjadi. Dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," jelasnya saat ditemui di Soehana Hall Jakarta, Kamis (9/1/2025).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkat Keterisian Kursi Naik, Pendapatan Pelita Air Melonjak 81%


















































