Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan PT Allo Bank Indonesia (BBHI) mengumumkan rencana buyback saham senilai maksimum Rp119 miliar, yang merupakan sisa dari dana alokasi buyback Rp168 miliar yang diumumkan Juli 2025 lalu.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip Jumat (31/10/2025), periode buyback berlangsung pada 30 Oktober 2025 - 29 Januari 2026.
Secara kinerja, BBHI sendiri membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 379,88 miliar, naik 25,54% secara tahunan (yoy) per September 2025.
Hal itu seiring dengan pendapatan bunga bank digital tersebut yang naik 24,42% yoy menjadi Rp 1,35 triliun. Pada periode yang sama, beban bunga tumbuh lebih kecil, yakni 11,08% yoy menjadi Rp 291,75 miliar. Alhasil pendapatan bunga bersih perusahaan melesat 28,85% yoy menjadi Rp 1,05 triliun.
Sementara itu, kredit bank tumbuh 15,58% yoy menjadi Rp 8,48 triliun dan mendorong aset naik 18,18% yoy menjadi Rp 16,62 triliun.
Adapun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BBHI tercatat menggenjot dana pihak ketiga (DPK). Penggalangan dana masyarakat naik 78,15% yoy menjadi Rp 8,78 triliun.
Utamanya hal itu disebabkan oleh deposito yang tumbuh 88,56% yoy menjadi Rp 7,76 triliun. Secara persentase, giro tumbuh sangat kencang, yaitu 266,79% yoy menjadi Rp 203 miliar. Pada periode yang sama, tabungan tumbuh 7,57% yoy menjadi Rp 813 miliar.
DPK yang melesat membuat indikator likuiditas BBHI melonggar. Rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) turun dari 148,85% menjadi 96,57%. Kendati deposito meningkat signifikan, BBHI tercatat menjaga rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) sebesar 143 basis poin (bps) menjadi 10,43%.
(ayh/ayh)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Bos Bank Digital Ungkap Jurus Pacu Bisnis Saat BI Rate Turun


















































