Alasan Ilmiah Kenapa Orang Jijik Dengar Suara Mengunyah yang Kencang

12 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian orang merasa sangat terganggu ketika mendengar orang lain yang makan dan mengunyah hingga menimbulkan suara. Ternyata, ada alasan ilmiah di balik fenomena ini. 

Jika ada suara atau bunyi yang langsung membuat Anda merasa jijik dan cemas, bisa jadi Anda mengalami apa yang disebut misophonia atau misofonia. Fenomena ini dapat memengaruhi setiap orang dengan sangat berbeda. Misalnya, sebagian orang mungkin hanya memiliki satu suara "pemicu" yang menyebabkan reaksi ini, sementara sebagian lainnya dapat memiliki beberapa suara pemicu.

Mengutip Cleveland Clinic, penelitian menunjukkan bahwa misophonia dapat memengaruhi siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada wanita. Angkanya berkisar antara 55% hingga 83% kasus terjadi pada wanita.

Misofonia dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi penelitian menunjukkan bahwa kondisi tersebut paling mungkin terjadi pada awal masa remaja. 

Suara yang umumnya jadi pemicu misofonia

  • Mengecap bibir; mengunyah (terutama dengan mulut terbuka) makanan atau permen karet; mengeluarkan suara-suara renyah; menyeruput; menelan atau menelan ludah dengan suara keras.
  • Mendengkur, pilek atau ingus menetes; napas berat.
  • Mengetuk jari tangan atau kaki; mengklik pulpen; mengetik dengan suara keras.
  • Membersihkan tenggorokan; batuk.
  • Bunyi detak (jam tangan atau jam dinding); bunyi gemerisik (kertas atau plastik).

Gejala misofonia

  1. Emosional: misalnya merasa marah; jijik; cemas; jengkel; atau kesal ketika mendengar suara pemicu.
  2. Fisik: tekanan darah meningkat; ada terasa tertekan atau sesak; merinding; detak jantung meningkat; berkeringat.
  3. Perilaku: menghindari situasi di mana suara pemicu dapat terjadi; meninggalkan area tersebut saat suara pemicu terjadi; berbicara atau berteriak kepada siapa/apa yang mengeluarkan suara tersebut.

Penyebab misofonia

Penelitian menunjukkan bahwa penderita misofonia lebih mungkin memiliki perbedaan tertentu dalam struktur dan aktivitas otak mereka. Salah satu perbedaan tersebut adalah memiliki lebih banyak koneksi dan aktivitas di dalam dan di antara area-area tertentu di otak.

Area otak yang terpengaruh mengontrol cara Anda memproses suara dan mengelola emosi. Pendengaran dan emosi merupakan bagian dari sistem perlindungan diri bawaan otak. 

Misofonia mirip seperti menyalakan radio dengan volume maksimal. Suara keras yang tiba-tiba membuat Anda bereaksi secara naluriah untuk menghentikan suara tersebut. Demikian pula, misofonia dapat secara naluriah (dan keliru) menempatkan Anda dalam mode waspada. Hal ini menyebabkan reaksi dan gejala emosional, fisik, dan perilaku.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kenali Child Grooming: Bahaya Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |