Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto komplain kepada pihak Amerika Serikat soal investasi mereka ke Indonesia yang 'nyangkut' terlebih dahulu di Singapura.
"Itulah yang sebenarnya saya keluhkan kepada AS. Karena sebagian besar investasi transit di Singapura," kata Airlangga saat memberikan sambutan di acara American Chamber di Hotel Mandarin, Jakarta pada Senin (17/11/2025).
Padahal, Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki profitabilitas yang baik untuk investasi. Ia mengutip data dari lembaga riset Jepang yang meneliti bisnis di Indonesia dan menemukan bahwa tingkat 'cuan' di Indonesia salah satu yang tinggi di Asia.
"JICA, lembaga riset Jepang, meneliti bisnis di Indonesia, dan menemukan bahwa profitabilitas di Indonesia lebih tinggi daripada tempat lain di Asia, dan saya pikir kesulitan selalu menjadi tantangan bisnis," tutunya.
Airlangga mengatakan dalam forum bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling baik dalam tujuh tahun terakhir.
"Indonesia dalam tujuh tahun terakhir tumbuh (rata-rata) sebesar 5%. Jadi dalam tujuh tahun terakhir, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 35%," ucapnya.
Selain itu, Airlangga juga mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia bisa menjadi anggota OECD pada 2027.
Airlangga mengatakan bahwa sebagian besar anggota OECD, terutama negara dari Eropa telang memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menjadi anggota OECD.
"Kami telah berdiskusi dengan Sekretaris Jenderal OECD dan banyak negara. Kita sudah menjadi negara yang sepaham dengan 27 negara anggota OECD dan kita membutuhkan dukungan dari AS, Jepang, dan Korea."
"Sebagian besar negara percaya bahwa Indonesia bisa menjadi anggota pada tahun 2027,"sambungnya.
Airlangga sebelumnya pernah membeberkan sejumlah keuntungan yang akan diperoleh Indonesia bila akhirnya diterima sebagai negara anggota Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
Ia mengatakan, keuntungan pertama ialah semakin terbuka lebarnya pasar-pasar tujuan ekspor baru bagi Indonesia. Sebab, OECD yang beranggotakan 38 negara dengan kapasitas ekonomi besar dan mayoritas negara-negara maju menguasai 3/4 atau 75% aktivitas perdagangan dunia.
Keuntungan kedua, ia menilai, Indonesia akan mendapatkan sumber dana-dana investasi baru dengan bergabung ke dalam OECD. Sebab, OECD memiliki ketentuan terhadap seluruh negara anggotanya untuk menyesuaikan kebijakan berstandar negara maju.
"Mari manfaatkan momentum ini untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia. Waktu diskusi sudah habis. Jadi, sekarang saatnya berinvestasi," pungkasnya dalam sambutannya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Airlangga Ungkap Jasa Besar Kwik Kian Gie Saat Jadi Menteri


















































