Jakarta -
Politikus PKS sekaligus Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera menanggapi kasus korupsi yang berulang kali terjadi pada Gubernur Riau. Mardani menilai perlu ada reformasi biaya politik yang tinggi.
"Setuju ada reformasi bab politik biaya tinggi. Ini sot kanker yang merusak sistem politik kita," kata Mardani kepada wartawan, Sabtu (8/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mardani mengatakan biaya politik tinggi disebabkan juga oleh banyaknya surat suara yang diterima pemilih. Dia pun mengusulkan agar pilpres,pileg dan pilkada digelar terpisah.
"Salah satu biaya politik tinggi karena tidak nyambungnya pemilih dengan calon. Bagus jika dibuat tidak lima kotak dan serentak. Presiden sendiri, pileg sendiri dan pilkada sendiri," ujarnya.
"Jadi masyarakat tidak kebanyakan menerima kartu suara dan bisa memikirkan dengan tenang pilihannya," sambung dia.
Namun, menurutnya, korupsi terjadi juga bergantung pada karakter individu. Menurut dia, masih banyak kepala daerah yang baik dan tidak melakukan korupsi.
"Jika ada kepala daerah atau pejabat publik korupsi hukum berat saja. Kan benar-benar mencederai kepercayaan publik," ujarnya.
Selain itu, Mardani menilai reformasi sistem politik juga perlu dilakukan menyeluruh. Salah satunya ialah memperkuat otonomi daerah.
Sebelumnya, KPK menetapkan Abdul Wahid selaku Gubernur Riau sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan dan/atau penerimaan gratifikasi.Abdul Wahid menjadi Gubernur Riau yang keempat terjerat kasus korupsi.
Koordinator MAKI Boyamin Saiman menyoroti kasus korupsi yang melibatkan empat gubernur di Riau dalam beberapa tahun terakhir. Boyamin menilai hal itu terjadi lantaran biaya politik yang cukup tinggi.
"Penyebab utama kepala daerah itu karena, biaya politik tinggi, yaitu untuk menuju kepala daerah itu dana kampanye, dana juga mendapatkan rekomendasi dari partai politik itu juga tidak gratisan, maka dia sangat banyak (biaya) untuk menuju kepala daerah," kata Boyamin kepada wartawan, Jumat (7/11).
Dia mengatakan akibatnya, banyak kepala daerah yang telah terpilih berupaya untuk mengembalikan modal awalnya. Salah satu caranya, kata dia, dengan melakukan praktik korupsi.
(amw/idh)
















































