Wamendag Ungkap Peran Strategis Indonesia di Perdagangan Internasional

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan Indonesia menghadapi tantangan perdagangan yang cukup berat. Kendati begitu, Indonesia tetap memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja perdagangannya di kancah internasional karena posisinya yang strategis.

Dyah menyebut, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi dunia tumbuh sekitar 3% pada 2025. Di sisi lain, Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) menurunkan proyeksi pertumbuhan perdagangan barang di dunia menjadi di bawah 1%. Proyeksi ini dipengaruhi oleh meningkatnya hambatan perdagangan dan ketidakpastian geopolitik global.

"Ternyata ada dampak yang cukup masif juga terhadap bagaimana kita melakukan kegiatan perdagangan. Itu juga membuat kita untuk berpikir ulang bagaimana kemudian kita bisa penetrasi ke market-market di luar dari market yang selama ini sudah menjadi tujuan utama kita," ungkap dia dalam Outlook Perjanjian Perdagangan Internasional Indonesia: Capaian dan Rencana Strategis Ke Depan, Kamis (16/10/2025).

Terlepas dari itu, pada dasarnya ada banyak kesempatan dan peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kinerja perdagangannya di tengah berbagai ketidakpastian. Dalam dua tahun terakhir, pusat ekonomi dunia telah bergeser dari barat ke timur dengan Asia sebagai kontributor utama dalam arus perdagangan global.

Indonesia pun memiliki posisi strategis untuk memperkuat integrasi ekonomi regional dan berperan aktif dalam rantai pasok ekonomi global.

"Ini bukan sebuah tantangan, tetapi juga peluang untuk menata ulang posisi kita dalam rantai nilai global, dari supplier of raw materials menjadi hub of value and introduction at sustainable trade," imbuh Dyah.

Lebih lanjut, Dyah menyatakan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan sepanjang 2020 sampai 2024. Hal ini mencerminkan ketahanan ekspor serta prestasi besar bagi Indonesia.

Keberhasilan ini karena kemampuan Indonesia untuk berteman dengan seluruh negara di dunia dan selalu memposisikan diri untuk melihat peluang yang ada di setiap negara tujuan ekspor. Alhasil, Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang belum tentu dimiliki negara-negara lain.

Tak hanya itu, Indonesia juga berhasil melakukan transformasi di bidang perdagangan ekspor, dari sebelumnya mengekspor komoditas berbasis bahan mentah menjadi produk bernilai tambah.

"BPS juga melaporkan dalam hal ini bahwa kontribusi manufaktur terhadap ekspor non-migas melebihi 70% jadi cukup signifikan. Ketika kita melihat datanya, ada peningkatan ekspor produk berbasis nickel, CPO olahan, dan juga kimia dasar," tutur dia.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ini Update Selat Hormuz saat Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |