Jakarta, CNBC Indonesia - Korban akibat Topan Kalmaegi di Filipina terus bertambah. Hingga Selasa (4/11/2025) malam, jumlah korban tewas akibat topan yang memicu hujan lebat dan banjir besar di kawasan tengah negara itu telah mencapai 46 orang.
Di antara korban tersebut terdapat enam anggota militer yang tewas setelah helikopter mereka jatuh saat menjalankan misi kemanusiaan.
Helikopter jenis Huey milik militer itu jatuh di Provinsi Agusan del Sur, Pulau Mindanao, ketika sedang melaksanakan operasi bantuan bencana di tengah terpaan badai. Militer Filipina menyatakan enam jenazah awak telah ditemukan, sementara penyelidikan atas penyebab kecelakaan masih berlangsung.
Insiden tersebut terjadi menjelang tengah hari, sekitar 270 kilometer dari Pulau Cebu, wilayah yang paling parah dilanda topan. Otoritas setempat melaporkan sedikitnya 39 orang tewas akibat tenggelam atau tertimpa reruntuhan, sementara satu korban lainnya dilaporkan meninggal di pulau tetangga, Bohol.
Meski Topan Kalmaegi yang secara lokal disebut Tino perlahan melemah setelah mendarat Selasa pagi, badai ini tetap menerjang sejumlah wilayah dengan kecepatan angin mencapai 120 kilometer per jam dan hembusan hingga 165 kilometer per jam. Topan tersebut menyapu kawasan Visayas dan bergerak menuju Palawan bagian utara serta Laut Cina Selatan.
Puluhan ribu warga di wilayah Visayas, termasuk sebagian selatan Luzon dan utara Mindanao, dievakuasi sebelum topan datang. Badai ini merendam rumah-rumah dan menyebabkan banjir luas di berbagai daerah.
Banjir Meluas, Listrik Padam
Menjelang malam, air mulai surut di Kota Cebu, namun aliran listrik belum sepenuhnya pulih dan layanan telekomunikasi masih terganggu.
Video yang telah diverifikasi dan beredar di media sosial memperlihatkan mobil-mobil terendam air dan terseret arus banjir. Setelah banjir surut, beberapa kendaraan tampak menumpuk satu sama lain, bahkan ada yang terbalik.
"Kami benar-benar cemas karena semakin lama hujan turun, air semakin tinggi," ujar John Patajo, seorang penjaga rumah di Cebu, dilansir Reuters. "Ketika air mulai naik, kami naik ke lantai dua. Tapi karena air terus naik, kami akhirnya pindah ke atap rumah."
Topan Kalmaegi diperkirakan akan meninggalkan wilayah Filipina pada Rabu malam atau Kamis pagi.
Foto dan video dari Palang Merah Filipina memperlihatkan tim penyelamat berjalan di genangan air setinggi lutut di Kota Cebu, menggunakan perahu untuk mengevakuasi warga yang terjebak. Di wilayah pinggiran kota, rumah-rumah terendam hampir seluruhnya, menyisakan atap dan lantai atas yang masih terlihat.
Sementara itu, lebih dari 300 penerbangan menuju dan dari daerah terdampak dibatalkan pada Selasa, sementara kapal-kapal di laut diperintahkan untuk kembali ke pelabuhan.
Badan meteorologi Filipina (PAGASA) sebelumnya telah memperingatkan adanya risiko tinggi "gelombang badai yang mengancam jiwa dan merusak," dengan ketinggian dapat mencapai lebih dari tiga meter di kawasan pesisir dan dataran rendah di wilayah tengah negara itu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Badai dan Hujan Lebat Picu Banjir Dahsyat, Sedikitnya 18 Orang Tewas
















































