Upaya Aiptu Ngurah Rai Bina Petani di Bali untuk Dukung Ketahanan Pangan

2 hours ago 2

Jakarta -

Aiptu I Gustu Ngurah Rai Antanegara membina petani di Desa Tegal Badeng Timur, Jembara, Bali, untuk menerapkan sistem pertanian yang lebih modern agar hasil panen maksimal. Ps Kasium Polsek Kota Jembrana berupaya membantu warga untuk meningkatkan nilai perekonomian lewat sektor pertanian tersebut.

Aiptu Ngurah Rai hadir dalam program Hoegeng Corner detikPagi, Kamis (13/11/2025). Aiptu Ngurah Rai sudah mengabdi di bidang pertanian sejak 2009.

"Awalnya yang pertama tujuan saya adalah mengawal pupuk bersubsidi yang diberikan oleh pemerintah agar tepat sasaran kepada petani kita. Yang kedua kebetulan di daerah kami jenis sawah tadah hujan, tidak memiliki sungai untuk pengairan sawah, jadi pemerintah sejak tahun 70-an sumur bor," kata Aiptu Ngurah Rai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat berbagai permasalahan yang dihadapi petani itu, terutama masalah air, Aiptu Ngurah Rai hadir untuk memberikan solusi. Dia kemudian mengurus Subak, yakni organisasi yang mengurus sistem pengairan sawah di Bali.

Subak ini akan mengatur pembagian irigasi sawah di Bali. Aiptu Ngurah Rai kemudian membuat jadwal pembagian air dari sumur bor. Dia juga mencari solar bersubsidi untuk bahan bakar generator sumur bor.

"Di sanalah problemnya, pertama adalah pengaturan air, kedua mencari solar bersubsidi, itu yang harus saya kawal untuk memudahkan petani mencari solar bersubsidi," tutur dia.

Tak sampai di situ, para petani juga mengeluhkan soal dana iuran kelompok tani. Aiptu Ngurah Rai juga diminta menyelesaikan masalah ini.

"Ketiga adalah masalah terkait iuran dana, mungkin ada penyelewengan di sanalah saya bisa masuk dan diinginkan oleh para petani untuk bisa bergabung kelompok tani, padi dan kedelai serta petani hortikultura," ucap dia.

Aiptu Ngurah Rai kemudian membuat jadwal pertemuan rutin dengan para petani. Mereka saling berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada, seperti masalah irigasi hingga pola tanam.

"Yang kedua adalah pola tanam, kita ada sistemnya legowo 1:1, 1:2 atau 1:3, yang biasanya penanaman padi itu tidak ada sekatan atau jarak, tujuannya saya jelaskan kepada para petani agar pencahayaan matahari untuk anakan padi itu lebih bagus dan hasilnya akan meningkat," ucap dia.

Aiptu Ngurah Rai juga mengajarkan petani mengenai sistem penjualan hasil panen agar harga jual tinggi. Dia mengimbau petani untuk tidak lagi menggunakan sistem ijon, tetapi menjual gabah kering.

"Biasanya para petani itu menjual hasil panennya yang masih seperti padi dengan sistem ijon, menjual padi yang baru mulai menguning dijual. Gimana kalau kita ubah sekarang dengan menjual gabah kering, itu beberapa tahun saya tahun terjun memberi pemahaman agar petani bisa menjual hasil maksimal. Akhirnya peningkatan hasil pertanian sudah menjadi 30%," ujar dia.

"Biasanya padi dijual dengan harga 1 hektare anggaplah Rp 20 juta, tapi kalau kita menjual gabah itu bisa mencapai Rp 25-27 juta per hektare. Di sanalah ekonomi masyarakat bisa meningkat untuk menikmati," imbuhnya.

Selama belasan tahun membina petani, Aiptu Ngurah Rai hanya ingin ekonomi desa meningkat. Kini dia juga berupaya mensukseskan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto mengenai ketahanan pangan.

"Saya terjun ke pertanian dari awal, apalagi sekarang program pemerintah untuk ketahanan pangan, dari presiden kita Pak Prabowo untuk ketahanan pangan. Karena memang dari kecil saya sebagai anak petani, saya mengajarkan sambil menyelipkan pesan-pesan kamtibmas kepada petani bagaimana kita gotong royong dan sistem subak tetap berjalan," ujar dia.

(lir/knv)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |