Tingkat Balik Modal Pengusaha Panas Bumi Rendah, Ini Penyebabnya!

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Yudistian Yunis buka-bukaan soal tingkat balik modal pengusaha panas bumi yang terbilang rendah. Hal ini lantaran biaya pengeboran sumur membutuhkan biaya yang cukup besar.

Dia menyatakan, rendahnya Internal Rate of Return (IRR) panas bumi di Indonesia disebabkan oleh biaya belanja modal yang masih tinggi. Akan tetapi, saat ini pihaknya tengah berupaya menurunkan biaya tersebut.

"Kenapa tinggi? Karena memang hari ini teknologi-teknologi dan metodologi kita itu masih memerlukan banyak terobosan lagi. Dulu-dulu waktu kita ngomong IRR rendah itu, harga pengeboran kita cukup tinggi," ujar dia dalam acara Economic Update Energy Edition, Selasa (8/7/2025).

Di samping itu, dia menjelaskan, saat ini pengeboran sumur sudah masuk di area sekitar US$ 4-6 juta, sebelumnya US$ 8-12 juta per sumur untuk ukuran 2000-2500. Artinya, biaya yang dikeluarkan sudah lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya.

"Pembangkitnya juga hari ini sudah mulai membaik. Harganya yang dulu kita kalau membuat total panas bumi itu sekitar 5-6 juta per megawatt. Hari ini sudah mulai efisiensi di sisi pembangkitan sudah mulai baik. Kita sudah bisa turunkan di 4-4,5 juta USD per megawatt," tutur dia.

Untuk itu, ia terus mengupayakan agar belanja modal bisa dikelola secara optimal. Apabila belanja modal dapat dioptimalkan berarti biaya-biaya belanja teknologi dan metodologi serta akurasi eksplorasinya bisa ditingkatkan.

Dengan demikian, ia optimistis langkah tersebut mampu menaikkan IRR di kemudian hari. Meski demikian, perlu diingat bahwa pembangunan proyek energi baru terbarukan (EBT) harus berwawasan lingkungan. Ini mengingat, pembangunannya bergantung pada alam bukan apa yang ingin ditambang.

"Kita tidak bergantung kepada apa yang kita tambang, kita bergantung pada alam, maka alam itu pasti akan dijaga. Nah ini jadi isu," pungkasnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kabar Baik! Energi Terbarukan di Global Ada Kenaikan 15 Persen

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |