Tesla Hancur Lebur Ditendang China, Elon Musk Bye!

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja penjualan Tesla di pasar Uni Eropa kembali mengalami tekanan. Pada November, pendaftaran mobil baru dari perusahaan milik Elon Musk itu tercatat turun tajam, berbanding terbalik dengan lonjakan penjualan yang dialami produsen otomotif asal China.

Data Asosiasi Produsen Mobil Eropa (European Automobile Manufacturers' Association/Acea) menunjukkan Tesla hanya menjual 12.130 unit mobil baru di Uni Eropa sepanjang November. Angka tersebut merosot signifikan dibandingkan 18.430 unit pada periode yang sama tahun lalu. Akibatnya, pangsa pasar Tesla menyusut dari 2,1% menjadi 1,4%.

Di tengah kemunduran Tesla, produsen mobil China justru mencatatkan pertumbuhan agresif. BYD menjadi pemain dengan pertumbuhan tercepat, dengan total pendaftaran kendaraan di Eropa hampir tiga kali lipat secara tahunan hingga November, mencapai sekitar 42.500 unit, demikian dikutip dari The Guardian, Rabu (24/12/2025).

Sementara itu, SAIC, perusahaan otomotif milik negara China yang membawahi merek MG, membukukan kenaikan penjualan sebesar 26% dengan total penjualan mencapai 217.000 unit.

Baik BYD maupun MG tidak hanya mengandalkan mobil listrik murni, tetapi juga kendaraan hibrida yang mengombinasikan baterai dengan mesin bensin atau diesel. Penjualan mobil hibrida sendiri, termasuk plug-in hybrid, kini mendominasi pasar dengan porsi mencapai 44% dari total penjualan mobil di Eropa. Tren ini sejalan dengan strategi produsen mobil Eropa yang semakin agresif memasarkan kendaraan hibrida karena dinilai lebih menguntungkan.

Menguatnya penjualan mobil hibrida juga dibarengi dengan tekanan lobi yang intens dari industri otomotif Eropa agar Uni Eropa melonggarkan target penjualan mobil listrik. Pekan lalu, Uni Eropa mengonfirmasi pelonggaran tersebut dengan mengizinkan 10% dari total penjualan mobil tetap menggunakan mesin pembakaran internal setelah tahun 2035.

Meski demikian, mobil listrik berbasis baterai masih mencatatkan pertumbuhan. Dalam 11 bulan pertama tahun ini, mobil listrik menyumbang 18,8% dari total pasar otomotif Eropa atau sekitar 2,3 juta unit, naik dari 15% pada periode yang sama tahun lalu. Namun, kenaikan tersebut terjadi di tengah tekanan berat yang dialami Tesla, satu-satunya produsen mobil listrik murni dalam data Acea.

Analis menilai perlambatan Tesla mulai terlihat sejak akhir tahun lalu, bertepatan dengan meningkatnya keterlibatan politik Elon Musk di Eropa. Musk secara terbuka mendukung partai sayap kanan Jerman Alternative für Deutschland (AfD) dan sempat tampil dalam berbagai acara kampanye kelompok sayap kanan di Eropa dan Inggris.

Selain itu, hubungan Musk dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga memburuk pada pertengahan tahun, terutama setelah kebijakan pencabutan subsidi dan regulasi pendukung kendaraan listrik di AS.

Meski kinerja penjualan Tesla melemah, kekayaan Musk secara nominal masih menjadi yang terbesar di dunia. Bloomberg Billionaires Index mencatat kekayaan bersih Musk mencapai US$647 miliar, dengan SpaceX sebagai penyumbang terbesar, diikuti kepemilikan saham Tesla senilai sekitar US$200 miliar. Kapitalisasi pasar Tesla sendiri kini menembus US$1,5 triliun, melampaui gabungan seluruh produsen mobil Barat lainnya.

Secara keseluruhan, pasar otomotif Eropa masih mencatatkan pertumbuhan. Penjualan mobil baru di Uni Eropa naik 1,4% secara tahunan hingga November, menandai kenaikan bulanan kelima berturut-turut. Jika digabungkan dengan wilayah EFTA dan Inggris, total penjualan mobil meningkat 1,9% menjadi 12,1 juta unit sepanjang 11 bulan pertama tahun ini.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |