Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan porsi serapan gas bumi terbesar dalam negeri. Serapan tersebut didominasi oleh sektor industri dan ekspor dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG).
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengatakan bahwa sepanjang Januari-September 2025, realisasi penyaluran gas bumi mencapai 5.594 Miliar British Thermal Unit per Hari (BBTUD). Dari total serapan tersebut, porsi serapan untuk domestik mencapai 3.895 BBTUD, dan ekspor sebesar 1.698 BBTUD.
Hal itu menunjukkan bahwa angka serapan untuk domestik masih mendominasi mencapai 69,65% dibandingkan alokasi untuk ekspor.
"Sampai dengan bulan September 2025, rata-rata pemanfaatan gas bumi sebesar 5.594 BBTUD, gas yang diserap domestik sebesar 3.895 BBTUD, dan ekspor sebesar 1.698 BBTUD. Sehingga pemanfaatan gas domestik mencapai sekitar 69,65%," paparnya dalam acara Seminar Nasional INDEF, di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Dalam catatannya, pemanfaatan gas bumi terbesar dialokasikan untuk sektor industri sebesar 1.419,10 BBTUD, diikuti oleh ekspor LNG sebesar 1.285,82 BBTUD. Selanjutnya, gas bumi dimanfaatkan untuk domestik LNG sebesar 745 BBTUD dan kelistrikan sebesar 740,17 BBTUD, kemudian untuk industri pupuk sebesar 680,65 BBTUD.
Alokasi berikutnya adalah untuk ekspor gas pipa (GP) sebesar 412,82 BBTUD, disusul lifting minyak sebesar 203,22 BBTUD, serta domestik LPG sebesar 86,51 BBTUD. Pemanfaatan yang relatif lebih kecil digunakan untuk city gas sebesar 12,72 BBTUD dan bahan bakar gas (BBG) sebesar 8,47 BBTUD.
"Sektor industri masih menjadi pengguna gas bumi terbesar, yang kedua ekspor LNG, urutan ketiga adalah domestik LNG, dan kelistrikan berada di urutan ke empat," terangnya.
Adapun, per 1 Januari 2025 total cadangan gas bumi nasional saat ini tercatat mencapai angka 55.852 Billion Standard Cubic Feet (BSCF). Angka tersebut dinilai menjadi bukti bahwa kekayaan gas bumi Indonesia masih sangat memadai untuk menopang kebutuhan energi nasional.
"Berdasarkan status pelaporan 1 Januari 2025, cadangan gas bumi terbukti sebesar 34.782 BSCF, cadangan mungkin atau P2 sebesar 11.856 BSCF, dan cadangan harapan sebesar 9.212 BSCF, sehingga total cadangan sebesar 55.852 BSCF," imbuhnya.
Meski terhitung berlimpah, pemerintah terus mengembangkan blok-blok migas raksasa baru serta pembangunan infrastruktur pipa transmisi seperti Cisem II dan Dumai-Sei Mangkei untuk menjaga ketahanan pasokan dalam negeri.
"Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah terjadinya natural decline di beberapa lapangan, yang menyebabkan penurunan ke pasaran gas pipa domestik. Kami berharap produksi gas bumi dari WK South Andaman, WK Masela, WK Genting, dan lainnya nanti dapat memberikan penambahan produksi yang signifikan," ujarnya.
Pemerintah memastikan bahwa kebijakan energi ke depan akan terus memprioritaskan alokasi gas untuk kebutuhan domestik, terutama sektor industri yang menjadi konsumen terbesar. Strategi pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui percepatan produksi dan eksplorasi, sembari menjaga iklim investasi yang positif dan keekonomian proyek.
"Pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk memprioritaskan kebutuhan gas dalam negeri, dan kebutuhan ekspor akan diturunkan secara bertahap," tegasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]


















































