Tarif Impor CPO India Turun Jadi 10%, Emiten Ini Bisa Dapat Berkah!

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri mnyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) mendapatkan sentimen positif dari penurunan pajak bea masuk ke India.

Baru-baru ini India mengumumkan pemangkasan bea masuk untuk minyak goreng mentah dari 20% menjadi 10%, ini berlaku untuk minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. Aturan ini mulai berlaku sejak 31 Mei lalu.

Selain bea masuk, minyak goreng dikenakan bea infrastruktur dan pengembangan pertanian sebesar 5% dan biaya tambahan kesejahteraan sosial sebesar 10%. Dengan begitu, tarif pajak efektif minyak goreng mentah menjadi 16,5% dari sebelumnya 27,5%.

Sementara itu, untuk minyak goreng olahan tarif pajaknya tetap tinggi di 35,75%. Hal ini membuat selisih pajak antara minyak mentah dan minyak goreng olahan makin lebar sampai 19,25% dari sebelumnya 8,25%.

Tujuan dari menjaga tarif pajak minyak goreng olahan tetap tinggi dibandingkan minyak goreng mentah adalah untuk mendukung pabrik pengolahan dalam negeri dan menjaga harga minyak goreng tetap terjangkau.

Sebagai informasi, India mengimpor lebih dari 70% kebutuhan minyak goreng-nya. Dengan adanya penurunan tarif minyak goreng mentah ini, pabrik pengolahan akan meningkatkan ekspor untuk meningkatkan utilisasi kilang.

Permintaan yang diprediksi naik tentu akan menjadi sentimen positif bagi harga CPO. Merujuk data Refinitiv harga minyak sawit mentah Malaysia dengan kontrak tiga bulan pada perdagangan Rabu hari ini pukul 09.15 WIB berada di MYR 3.948 per ton. Sejak pembukaan naik 0,36%.

Jika hari ini ditutup hijau, harga CPO akan melanjutkan tren positif dua hari setelah kemarin naik lebih dari 1%.

Dari sentimen positif ini, sederet emiten CPO diharapkan bisa mendapatkan gairah positif terhadap harga sahamnya, diantara seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |