Tanda Kiamat Makin Cepat, Pakar Beberkan Fakta Mengerikan

1 week ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Ledakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang selama ini dianggap sebagai penyelamat masa depan justru bisa menjadi biang kerok tanda kiamat bagi Bumi.

Menurut laporan terbaru Greenpeace, emisi dari produksi semikonduktor, inti dari teknologi AI, meningkat lebih dari 4 kali lipat sepanjang tahun 2024.

Dalam analisis berdasarkan data perusahaan dan sumber terbuka, Greenpeace menyoroti lonjakan emisi karbon dari raksasa teknologi seperti Nvidia dan Microsoft yang mengandalkan produsen chip seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC), SK Hynix, Samsung Electronics, dan Micron Technology.

"Industri AI kini jadi penyumbang utama emisi karbon global," tulis Greenpeace dalam laporannya.

Lembaga itu menyebut sebagian besar pabrik chip ini berlokasi di Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang, wilayah dengan ketergantungan tinggi pada bahan bakar fosil untuk pasokan listriknya.

Greenpeace bahkan menantang narasi populer dari para investor besar seperti Bill Gates, bahwa AI akan mempercepat transisi energi hijau.

"Kenyataannya, ledakan AI justru mengancam target dekarbonisasi yang dicanangkan perusahaan-perusahaan teknologi terbesar dunia," tulis laporan itu.

Sementara TMSC mengklaim bahwa emisi per unit produksi mereka menurun pada 2024, meski total emisi melonjak drastis.

Ironisnya, untuk mengakomodasi lonjakan kebutuhan listrik industri chip, pemerintah di Asia Timur justru menggandakan jejak karbon mereka.

Korea Selatan misalnya, berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas alam cair (LNG) sebesar 4 gigawatt di dekat kawasan industri semikonduktor. Taiwan juga mengusulkan pembangunan terminal LNG baru demi menjamin pasokan listrik bagi industri chip.

Laporan Greenpeace menunjukkan bahwa emisi global dari industri chip AI naik 357% pada 2024, melampaui lonjakan penggunaan listrik sebesar 351%.

Dari laporan tersebut, terlihat bahwa Jepang menjadi penyumbang utama peningkatan intensitas emisi, seiring berkembangnya industri chip di Negeri Sakura.

Di Taiwan, lebih dari 83% listrik dihasilkan dari bahan bakar fosil, sedangkan di Jepang dan Korea Selatan, angkanya masing-masing 68,6% dan 58,5%.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AI Vs Kebakaran Hutan: Teknologi Cerdas Hadang Bencana Alam

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |