Tambang Tumpang Tindih dengan Lahan Sawit, Begini Langkah PT Timah

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) mengungkapkan adanya tantangan yang tengah dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Salah satunya yakni adanya tumpang tindih lahan tambang dengan areal perkebunan kelapa sawit.

Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah hukum agar kegiatan tambang perusahaan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

"Lahan memang ada di wilayah darat kita Ini overlap dengan HGU kelapa sawit," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Rabu (24/9/2025).

Menurut dia, PT Timah menempuh jalur hukum melalui fasilitasi Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung dan diarahkan untuk membuat surat perjanjian pemanfaatan lahan.

Adapun, lahan-lahan yang sedang dalam proses replanting dapat dimanfaatkan, di mana setelah tanaman dirobohkan, PT Timah bisa melakukan kegiatan penambangan.

"Jadi di Bangka dan Belitung sudah kami lakukan dari 12 perusahaan yang ada overlap, ini kurang lebih sekitar tujuh sudah kami lakukan. Mungkin tambahan, itu," katanya.

Perlu diketahui, produksi bijih timah PT Timah pada 2024 tercatat 19.437 ton Sn, naik dibandingkan 2023 yang sebesar 14.855 ton Sn. Namun, pada Semester I-2025 ini produksi bijih timah PT Timah turun 32% menjadi 6.997 ton Sn dari 10.250 ton Sn pada periode yang sama di 2024.

Adapun target produksi bijih timah sampai akhir 2025 ini mencapai 21.500 ton Sn.

Untuk produksi logam timah pada 2024 tercatat 18.915 metrik ton, naik dari 15.340 metrik ton pada 2023. Hingga Semester I-2025 produksi logam timah TINS tercatat turun 29% menjadi 6.870 metrik ton dari 9.675 metrik ton pada Semester I-2024.

Adapun target produksi logam timah pada 2025 ini bisa mencapai 21.545 metrik ton.

Sementara untuk penjualan logam timah pada 2024 tercatat sebesar 17.507 metrik ton, naik dari 14.385 metrik ton pada 2023. Hingga Semester I-2025 penjualan logam timah TINS tercatat turun 28% menjadi "hanya" 5.983 metrik ton dari 8.299 metrik ton pada periode yang sama tahun lalu (yoy).

Adapun target penjualan logam timah TINS pada 2025 mencapai 19.065 metrik ton.

Sementara harga timah rata-rata pada 2025 ditargetkan US$ 29.000 per metrik ton. Adapun realisasi harga jual rata-rata timah pada Semester I-2025 ini mencapai US$ 32.816 per metrik ton, naik 8% dibandingkan US$ 30.397 per metrik ton pada Semester I-2024.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article PT Timah Buka-Bukaan Soal Maraknya Tambang Ilegal di Wilayahnya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |