Sinyal Hijau Industri Baja: Apa KRAS dan ISSP Bisa Meroket?

2 hours ago 2

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia

12 December 2025 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan saham emiten yang bergerak di industri baja seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) dan PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk (ISSP) diramal masih akan lanjut cerah pada 2026.

Saham KRAS dan ISSP sejak awal tahun pergerakannya bisa dibilang ciamik. Sampai perdagangan Kamis kemarin (11/12/2025) saham KRAS sudah melejit lebih dari 270% ke posisi Rp380 per lembar, sementara ISSP sahamnya sudah terbang 79% menuju posisi Rp480 per lembar.

Optimisme gerak saham yang cerah ini selaras dengan prospek industri baja nasional yang diramal masih akan kuat pada tahun depan.

Sejak dilanda pandemi industri baja telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan didorong oleh industrialiasi, meningkatnya permintaan pasar, pembangunan infrastruktur, dan kebutuhan untuk proyek Ibu Kota Negara (IKN).

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sampai Kuartal III/2025, industri baja berhasil tumbuh 5,58% secara tahunan (yoy). Direktur Industri Kemenperin, Dodiet Prasetyo menyebutkan bahwa capaian itu merupakan yang tertinggi sejak pandemi.

"Ini merupakan pertumbuhan tertinggi selama ini (sejak pandemi). Kami berharap masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional" ungkap Dodiet pada Selasa (9/12/2025).

Dodiet melanjutkan bahwa sejumlah investasi baru juga tengah bersiap datang ke industri baja nasional.

Sebut saja ada perusahaan baja pelat merah, KRAS yang saat ini tengah berencana ekspansi. Pada November lalu, KRAS dikabarkan akan mengajukan pendanaan kepada Danantara Aset Manajemen (DMA) sebanyak US$ 500 juta.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KRAS, Daniel Fitzgerald Liman dalam rapat di DPR menyatakan telah mengajukan dana sejak Juni 2025 untuk meningkatkan produktivitas pabrik tahun depan.

ISSP juga tampaknya makin serius menggenjot ekspansi-nya. Salah satu yang utama di tahun ini adalah penyelesaian pabrik Unit 7 di Gresik, Jawa Timur.

Pabrik unit 7 tersebut dipersiapkan sebagai basis produksi pipa diameter besar untuk sektor minyak, gas, dan infrastruktur. Rencana-nya target operasional akan dimulai pada kuartal II/2026 mendatang.

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |