Selain China, Eropa dan Timur Tengah Tertarik Garap Giant Sea Wall

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengungkapkan ada calon investor asing yang mulai tertarik berinvestasi di proyek pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Adapun calon investor asing tersebut berasal dari China, Eropa, dan Timur Tengah. Untuk Eropa dan Timur Tengah, pihaknya tidak menjelaskan secara detail negara mana yang tertarik berinvestasi di proyek Giant Sea Wall.

Menurut AHY, minat para investor telah disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto. Dengan demikian, potensi investasi untuk giant sea wall ke depannya tidak hanya berasal dari investor China.

"Iya, terakhir saya diundang rapat terbatas (ratas) oleh Pak Presiden di sana. Beliau memang menyampaikan sejumlah pandangan dan kami juga tahu persis betapa sebetulnya isu ini juga mendapatkan perhatian sejumlah negara. Bisa dikatakan potensial investor termasuk dari China dan negara-negara lain, tidak hanya di Asia, tapi juga dari Eropa dan Timur Tengah," kata AHY saat ditemui wartawan di Hotel Borobudur, Kamis (18/9/2025).

Meski begitu, realisasi investasi tidak bisa terlalu terburu-buru. Ia bilang perlu proses bertahap untuk mematangkan konsep pembangunan Giant Sea Wall karena merupakan proyek besar dan tentunya membutuhkan anggaran yang sangat besar.

Tanggul Laut 'Giant Sea WallFoto: Tanggul Laut 'Giant Sea Wall", Muara Baru, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Tanggul Laut 'Giant Sea Wall", Muara Baru, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Kita ingin progresif tetapi tidak boleh grasak-grusuk. Kemudian akhirnya malah justru menimbulkan masalah-masalah di kemudian hari. Nah, aspek ekonomi, aspek teknokratis termasuk juga aspek sosial ini sama pentingnya," lanjutnya.

AHY melanjutkan, proyek ini tidak hanya untuk daerah yang menjadi rawan bencana banjir rob seperti Jakarta saja, tapi sepanjang Pantura dari Banten hingga Jawa Timur. Selain itu, ada sejumlah lokasi yang mendesak untuk segera dibangun tanggul, seperti di pesisir utara Semarang dan Demak Jawa Tengah.

"Kita tidak hanya memotret Jakarta, tetapi seluruh Jawa, mulai dari Banten hingga Jawa Timur. Memang ada sejumlah lokasi yang sangat rentan, contohnya Semarang dan Demak di Jawa Tengah. Ini juga perlu perhatian dan penguatan yang harus segera dilakukan," ujarnya.

Tak hanya itu saja, AHY juga mempertimbangkan untuk desain proyek tersebut tidak hanya berbentuk beton pada umumnya, tetapi juga bisa dalam bentuk lain seperti tanggul atau melakukan penanaman hutan bakau (mangrove).

"Jadi saat ini kami sedang hitung semuanya sebaik mungkin, kebutuhannya, esensialnya, pendekatannya. Kemudian desain juga, tidak hanya serba beton. Artinya tidak semua kemudian dibayangkan dari ujung ke ujung itu beton di laut, bisa dalam bentuk tanggul pantai, atau bisa mangrove," ungkapnya.

Sebagai informasi, Giant Sea Wall adalah mega proyek yang membutuhkan investasi besar. Pemerintah menghitung, proyek ini bisa menelan anggaran hingga US$ 80 miliar atau Rp 1.298 triliun.

Pembangunan ini dilakukan untuk menanggulangi masalah bencana banjir yang makin sering terjadi di kawasan Pantura Jawa, terutama di beberapa wilayah yang kondisinya makin memprihatinkan seperti pesisir utara Jakarta, Semarang, dan Demak.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article AHY: Pembangunan Giant Sea Wall Bisa Selamatkan Jakarta dari Banjir

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |