Sekjen NATO Beri Sinyal Perang dengan Rusia, Ungkap Waktunya

20 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal (Sekjen) aliansi militer Barat NATO, Mark Rutte, membunyikan sinyal peperangan antara kelompok itu dengan Rusia. Hal ini terjadi saat hubungan antara NATO dan Moskow masih terus memanas lantaran serangan di Ukraina.

Dalam kunjungannya ke London, Senin (9/6/2025), Rutte menjelaskan bahwa Rusia dapat bersiap menyerang NATO dalam waktu lima tahun. Maka itu, ia mengharapkan para anggota aliansi di Barat untuk meningkatkan anggaran militer hingga 5% dari PDB bulan ini.

"NATO membutuhkan lompatan kuantum dalam pertahanan kolektif kita, yang akan mencakup persenjataan ulang yang signifikan untuk mencegah Rusia yang semakin termiliterisasi," ujarnya dikutip The Guardian.

"Saya berharap para pemimpin sekutu setuju untuk menghabiskan 5% dari PDB untuk pertahanan. Dari jumlah tersebut, 3,5% dari PDB akan menjadi pengeluaran militer inti," 

"Bahaya tidak akan hilang bahkan ketika perang di Ukraina berakhir," tegasnya.

Pernyataan tersebut memicu tanggapan langsung dari Moskow. Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, mengatakan bahwa NATO "menunjukkan dirinya sebagai instrumen agresi dan konfrontasi" dengan rencana yang muncul.

Perencana militer Barat percaya Rusia akan berusaha mempertahankan tentara yang aktif dan berpengalaman dengan lebih dari 600.000 personel serta mempertahankan pengeluaran pertahanan sekitar 6,5% dari PDB negara tersebut. Hal ini akan membuat Moskow lebih mampu mengancam sisi timur NATO dalam waktu kurang dari setengah dekade.

Dalam perjalanannya ke Inggris, Rutte mengunjungi Sheffield Forgemasters, pembuat baja nasional yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan yang membuat komponen kompleks untuk kapal selam nuklir, sebelum bertemu Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dan kemudian memberikan pidatonya.

Rutte, yang juga mantan PM Belanda, telah mendorong usulan bagi anggota NATO untuk menyetujui peningkatan belanja pertahanan inti menjadi 3,5% dari PDB pada sekitar tahun 2035, bersama dengan tambahan 1,5% untuk siber dan infrastruktur militer terkait lainnya.

Inggris diharapkan untuk menandatangani rencana tersebut, yang akan dikonfirmasi secara resmi pada pertemuan puncak mendatang di Den Haag. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan dukungan dari presiden AS, Donald Trump, yang telah mendesak target 5%.

Membenarkan perlunya belanja tambahan, Rutte mengatakan NATO membutuhkan "peningkatan 400% dalam pertahanan udara dan rudal" sebagai bagian dari persenjataan yang lebih luas untuk mempertahankan pencegahan dan pertahanan yang kredibel.

"Kami melihat di Ukraina bagaimana Rusia menyebarkan teror dari atas, jadi kami akan memperkuat perisai yang melindungi langit kami," tambah Rutte.


(tps/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Klaim Masuki Wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina Membantah

Next Article NATO Disebut Pakai Negara Eropa Ini Buat 'Pintu Perang' dengan Rusia

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |