Rupiah Tertekan di Awal Pekan, Nilai Tukar Dolar AS Naik ke Rp16.660

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berbalik arah dan ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (15/12/2025).

Mengutip data Refinitiv, mata uang Garuda ditutup melemah 0,15% atau terdepresiasi ke level Rp16.660/US$. Padahal, pada pembukaan perdagangan pagi tadi rupiah sempat menguat 0,09% ke posisi Rp16.620/US$.

Namun seiring berjalannya perdagangan, tekanan kembali meningkat sehingga rupiah berakhir di zona merah. Sepanjang hari, rupiah bergerak dalam rentang Rp16.620 - Rp16.672 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB tercatat melemah tipis 0,03% ke level 98,370.

Pergerakan rupiah hari ini sejalan dengan rilis Statistik Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia periode Oktober 2025.

Bank Indonesia mencatat posisi ULN Indonesia sebesar US$423,9 miliar, menurun dibandingkan posisi September 2025 yang sebesar US$425,6 miliar. Meski demikian, secara tahunan ULN Indonesia masih tumbuh 0,3% (year on year/yoy), terutama dipengaruhi oleh peningkatan ULN sektor publik.

Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia pada Senin (15/12/2025), posisi ULN pemerintah pada Oktober 2025 tercatat sebesar US$210,5 miliar, atau tumbuh 4,7% (yoy).

Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) internasional, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Dari sisi eksternal, pelemahan indeks dolar AS di pasar global masih belum mampu dimanfaatkan oleh rupiah.

Indeks dolar bertahan di kisaran, seiring pelaku pasar bersiap menghadapi rilis sejumlah data ekonomi penting AS yang sebelumnya tertunda akibat shutdown pemerintah AS.

Data nonfarm payrolls November dijadwalkan rilis pada Selasa, disusul data penjualan ritel Oktober, serta indeks harga konsumen (CPI) November yang akan dirilis Kamis. Pekan lalu, bank sentral AS (The Federal Reserve) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, namun memberi sinyal pelonggaran yang lebih berhati-hati dibanding ekspektasi pasar.

Presiden Federal Reserve Cleveland Beth Hammack menyatakan preferensi untuk mempertahankan kebijakan yang relatif lebih ketat guna menjaga inflasi tetap terkendali.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee memproyeksikan pemangkasan suku bunga pada 2026 akan lebih banyak dibanding sebagian pejabat The Fed lainnya.

(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |