Rupiah Tertekan Bersama Baht dan Yen, Won Korea Pimpin Penguatan di Asia

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar Asia bergerak cukup beragam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (15/9/2025).

Melansir dari Refinitiv, pada pukul 09.20 WIB, mata uang won Korea menjadi yang paling tangguh terhadap dolar AS, sedangkan baht Thailand terpantau menjadi yang paling tertekan.

Won Korea mengalami penguatan sebesar 0,24% di level KRW 1389,44/US$ hingga menjadikan kenaikan terbesar dibandingkan mata uang Asia lainnya. Penguatan won diikuti oleh yen Jepang yang terapresiasi 0,08% di posisi JPY 147,56/US$, serta diposisi selanjutnya ditempati oleh yuan China dengan penguatan 0,02% di level CNY 7,1226/US$.

Disisi lainnya, rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya tengah mengalami tekanan terhadap dolar AS.

Pelemahan dipimpin oleh baht Thailand 0,44% di level THB 31,780/US$, disusul oleh Peso Filipina yang juga tertekan 0,31% di posisi 57,259/US$, hingga rupiah yang turut mengalami depresiasi tipis 0,09% di posisi Rp16.390/US$.

Pergerakan mata uang Asia pada perdagangan hari ini, Senin (15/9/2025) tentu dipengaruhi oleh pergerakan indeks dolar AS (DXY).

Per pukul 09.20 WIB, DXY terpantau tengah mengalami penguatan sebesar 0,11% di level 97,655, setelah pada perdagangan sebelumnya, Jumat (12/9/2025) DXY turut menguat walau hanya 0,02% di level 97,550.

Pergerakan dolar ini terjadi menjelang pekan yang krusial, di mana serangkaian keputusan bank sentral global akan diumumkan, dengan fokus utama tertuju pada bank sentral (The Fed).

Sejumlah analis menilai, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Rabu dini hari waktu Indonesia telah memberi tekanan terhadap dolar dalam beberapa waktu terakhir, meski saat ini posisinya kembali stabil.

"Kami memperkirakan FOMC akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan ini, dan hal itu sudah sepenuhnya diantisipasi pasar," ujar Carol Kong, analis strategi valas di Commonwealth Bank of Australia.

Selain itu, pasar juga akan menunggu proyeksi suku bunga terbaru dari anggota The Fed melalui dot plot serta panduan dari Ketua Fed Jerome Powell.

"Agar berdampak signifikan pada pergerakan mata uang, Powell harus memberikan sinyal yang lebih dovish dari perkiraan pasar dengan mengisyaratkan pemangkasan lanjutan. Bahkan, jika The Fed memangkas 50 bps sekalipun, dolar masih bisa tertekan cukup dalam kecuali Powell menekankan bahwa peluang pemangkasan lanjutan terbatas," tambah Kong dikutip dari Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |