Right Issue INET Akhirnya Dapat Restu OJK, Begini Update Terbaru!

2 hours ago 2

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia

29 December 2025 10:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah beberapa bulan nyangkut, akhirnya aksi korporasi galang modal tambahan alias right issue PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mendapatkan restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dengan keluarnya persetujuan ini, INET kembali melanjutkan rencana right issue yang sebelumnya diumumkan pada September 2025, namun dengan sejumlah penyesuaian dalam prospektus terbaru per Desember 2025.

Secara garis besar, tidak ada perubahan signifikan terkait target dana maupun jumlah saham baru yang akan diterbitkan. INET tetap akan menerbitkan sebanyak 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham, sehingga total dana yang ditargetkan tetap mencapai Rp3,2 triliun.

Status pembeli siaga juga tidak berubah, di mana PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara masih tercatat sebagai standby buyer dalam aksi korporasi ini.

Meski begitu, terdapat dua perbedaan penting antara prospektus awal dan prospektus terbaru yang perlu dicermati investor.

Perubahan Skema Penerbitan Waran

Perbedaan pertama ada di perubahan skema penerbitan waran.

Dalam prospektus awal, INET berencana menerbitkan sekitar 3,07 miliar waran dengan rasio setiap 25 saham baru mendapatkan 6 waran, serta harga pelaksanaan waran ditetapkan sebesar Rp300 per saham. Dengan skema tersebut, potensi dana tambahan dari eksekusi waran diperkirakan mencapai sekitar Rp921 miliar.

Dalam prospektus terbaru, jumlah waran yang diterbitkan diturunkan menjadi sekitar 2,3 miliar lembar.

Rasio waran juga diubah menjadi setiap 50 saham baru mendapatkan 9 waran, sementara harga pelaksanaan tetap di level Rp300 per saham. Perubahan ini membuat jumlah waran yang diterima pemegang saham menjadi lebih sedikit dibandingkan skema sebelumnya.

Sebagai ilustrasi, pemegang 30 lot saham INET akan memperoleh 40 lot hak saham baru dan mendapatkan 720 waran seri II, lebih rendah dibandingkan skema lama yang memungkinkan memperoleh hingga 960 waran.

Selain itu, terdapat penyesuaian jadwal pelaksanaan waran. Jika sebelumnya waran sudah dapat dieksekusi mulai 3 Juni 2026 hingga 2028, pada skema terbaru periode pelaksanaan dimulai pada 13 Juli 2026 hingga 2028, menyesuaikan revisi jadwal right issue.

Perubahan Penggunaan Dana Right Issue

Perbedaan kedua terdapat pada rincian penggunaan dana hasil right issue.

Dalam prospektus awal, sebagian besar dana atau sekitar Rp2,8 triliun dialokasikan sebagai setoran modal ke anak usaha PT Garuda Prima Internetindo untuk pembangunan jaringan fiber to the home dengan teknologi WiFi 7 sebanyak dua juta home pass di Bali dan Lombok. Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir 2026 dan akan mendukung layanan internet berlangganan dengan tarif Rp299.000 per bulan dan kecepatan hingga 2 Gbps.

Selain itu, dana sekitar Rp213 miliar dialokasikan untuk setoran ke PT Pusat Fiber Indonesia guna pelunasan biaya indefeasible right of use kepada anak usaha PT Ketrosden Triasmitra Tbk. Sementara Rp135 miliar direncanakan untuk penyetoran ke PT Internet Anak Bangsa sebagai modal kerja pembangunan FTTH di Jawa milik PT Integrasi Jaringan Ekosistem, anak usaha WIFI. Sisa dana sekitar Rp100 miliar dialokasikan untuk modal kerja perseroan.

Dalam prospektus terbaru, alokasi dana mengalami penyesuaian. Dana sebesar Rp2,93 triliun dialokasikan ke PT Garuda Prima Internetindo, yang mencakup Rp2,8 triliun untuk pembangunan jaringan sesuai rencana awal serta tambahan Rp135 miliar untuk modal kerja anak usaha tersebut.

Sementara dana untuk PT Pusat Fiber Indonesia sedikit meningkat menjadi Rp215 miliar, dan sisanya tetap digunakan untuk modal kerja perseroan. Dengan perubahan ini, pendanaan untuk modal kerja pembangunan infrastruktur milik anak usaha WIFI tidak lagi tercantum dalam rincian penggunaan dana terbaru.

Berikut rekap secara ringkas perubahan yang terjadi dari prospektus right issue INET yang sebelumnya dan terkini:

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |