RI Cari 200.000 Ekor Sapi Bunting, Impor yang Masuk Baru 9.700 Ekor

17 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah punya target besar untuk mengimpor 200 ribu ekor sapi perah di tahun ini demi mengejar swasembada susu nasional. Tapi hingga pertengahan tahun, baru sekitar 9.700 ekor sapi yang berhasil masuk Indonesia.

Ketua Kelompok Fungsi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan Direktorat Hilirisasi Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Maria Nunik Sumartini mengatakan target impor 200 ribu ekor itu merupakan sapi perah betina bunting.

"Yang sapi perah itu harusnya bunting. Karena kalau nggak beranak berarti kan nggak menghasilkan susu. Jadi harus yang bunting," kata Nunik saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Pemerintah berharap strategi ini bisa mendorong pertumbuhan populasi sapi perah nasional, dan mengurangi ketergantungan pada impor susu yang masih memenuhi 80% dari kebutuhan nasional.

"Yang sekarang pemerintah mau itu kan kita jangan impor susu, tapi kita impor sapi. Sehingga ada nilai tambah untuk pendapatan di sini," ujarnya.

Baru 9 Ribu Ekor dari Target 200 Ribu

Meski ambisi besar sudah dipatok, realisasi justru masih minim. Nunik menyebutkan, hingga saat ini baru sekitar 9.700 ekor sapi yang berhasil didatangkan oleh 11 perusahaan.

"Karena kan sapi itu harus tersedia di sana. Pertama harus tersedia di tempat negara tujuan. Kemudian juga kita maunya yang bunting. Jadi perlu untuk membuntingkan dulu," jelasnya.

Tak hanya soal stok sapi di negara asal, tapi juga soal kesiapan pelaku usaha di dalam negeri. Sebab, skema impor ini bukan menggunakan dana APBN, melainkan murni investasi dari sektor swasta.

"Namanya pelaku usaha itu kan ada kemampuan finansial. Jadi ada yang komitmennya sedikit, ada yang banyak. Tapi kita berupaya terus," ujar dia.

Nunik menegaskan, pada posisi ini pemerintah hanya memfasilitasi kebijakan dan membuka pintu bagi para investor serta peternak untuk berkontribusi.

"Kita tetap bagaimana mengajak mereka terus untuk bisa berkomitmen, mau mengembangkan, dan mau berternak serta memasukkan sapi impor," ungkapnya.

Adapun perusahaan pengimpor berasal dari dalam negeri, tapi sapinya didatangkan dari luar negeri. "Ada dari Australia, nanti juga ada dari Brasil, dan New Zealand (Selandia Baru). Karena kita sudah sering tersedia di sana," ucapnya.

Populasi Sapi Perah di Indonesia

Saat ini, total populasi sapi perah di Indonesia mencapai sekitar 540.600 ekor, yang sebagian besar dimiliki peternak rakyat. Di sisi lain, ada juga pelaku usaha besar seperti Greenfield dan Raffles yang turut menopang populasi. Namun dari jumlah tersebut, tak semuanya produktif. Ada anak sapi jantan yang nantinya dipotong untuk daging, sementara betina yang produktif menjadi tumpuan produksi susu.

Sementara untuk sapi potong, pemerintah juga mengimpor indukan betina agar bisa berkembang biak dan menambah populasi secara berkelanjutan.

"Rata-rata (harga sapi betina bunting) itu harganya Rp45 jutaan per ekor," kata Nunik soal sapi perah bunting yang diimpor.

Dengan waktu tersisa hanya setengah tahun lagi, target 200 ribu ekor tentu menjadi tantangan besar. Namun Nunik menegaskan, pemerintah akan terus mendorong dan membuka ruang seluas-luasnya bagi para pelaku usaha.

"Kita selalu berusaha untuk mencapai," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Sapi Impor Australia Tak Bisa Dipotong Untuk Iduladha, Ini Alasannya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |