Rencana Baru Israel di Gaza, Warga Dipindah ke 'Kota Kemanusiaan'

9 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Israel mengumumkan akan membangun apa yang mereka sebut "kota kemanusiaan" di atas reruntuhan Rafah di Jalur Gaza bagian selatan. Warga Palestina akan dipindahkan ke sana di mana Israel mengklaim wilayah itu bisa menampung 600 hingga 2,2 juta warga.

"Skema ini pada akhirnya dirancang untuk mengungsikan seluruh penduduk Gaza dan mendorong mereka untuk beremigrasi secara sukarela dari daerah kantong tersebut ke tempat lain," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dikutip RT, Rabu (9/7/2025).

"Mereka yang berakhir di zona tersebut tidak akan diizinkan untuk kembali ke bagian lain Gaza," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan warga Palestina akan menjalani pemeriksaan sebelum ditempatkan di kota tersebut untuk memastikan tidak ada anggota Hamas yang menyelinap masuk. Menurutnya Kementerian Pertahanan telah mulai merencanakan zona tersebut namun otoritas belum memberikan pernyataan publik mengenai skema tersebut atau mengatakan apakah skema tersebut telah disetujui.

Ide Israel ini sontak menimbulkan kritik. Kota tersebut dicap sebagai kamp interniran dan memperingatkan potensi pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.

"Meskipun pemerintah masih menyebut deportasi sukarela, orang-orang di Gaza berada di bawah begitu banyak tindakan pemaksaan sehingga tidak ada keberangkatan dari jalur tersebut yang dapat dianggap secara hukum sebagai konsensual," kata seorang pengacara HAM terkemuka Israel, Michael Sfard, dimuat The Guardian.

Rencana kota kemanusiaan muncul setelah Israel menolak perubahan yang diusulkan Hamas terhadap kesepakatan gencatan senjata Gaza. Kelompok militan Palestina tersebut dilaporkan menginginkan perjanjian tersebut untuk memastikan gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Konflik antara Hamas dan Israel dimulai pada Oktober 2023, ketika kelompok tersebut melancarkan serangan mendadak di wilayah selatan Israel, sebagai balasan atas penjajahan yang terjadi. Serangan awal menewaskan sekitar 1.200 orang, dengan sekitar 250 orang disandera.

Sekitar 50 sandera masih ditawan di Gaza. Kurang dari separuhnya diyakini masih hidup.

Selama 21 bulan terakhir, respons militer Israel, yang melibatkan pemboman udara dan artileri berat, serta operasi darat di Jalur Gaza, telah menewaskan sedikitnya 57.000 orang. Mengutip kementerian kesehatan setempat, sebagian besar korban tewas adalah warga sipil.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Beri Warning Terakhir ke Warga Gaza, Perang Habis-habisan

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |