Rekor! Pertama dalam Sejarah: Dolar Singapura Tembus Rp13.000

2 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali mencatatkan rekor terlemah sepanjang masa terhadap dolar Singapura (SGD).

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan hari ini, Kamis (25/9/2025) per pukul 12.50 WIB, rupiah terpantau melemah 0,56% ke level Rp13.002/SGD. Level ini merupakan titik terendah rupiah sepanjang sejarah.

Padahal, di awal 2025 rupiah masih berada di level Rp11.775/SGD. Artinya, sejak Januari hingga kini, rupiah sudah terdepresiasi hingga 10,37% terhadap mata uang Singapura tersebut.

Faktor domestik Indonesia dan Singapura menjadi biang kerok utama melemahnya rupiah.

Dari internal Indonesia, melemahnya rupiah dibandingkan dolar Singapura (SGD), khususnya terjadi setelah Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pekan lalu, sehingga BI Rate kini berada di level 4,75%. Sepanjang tahun 2025, BI sudah memangkas suku bunga total 125 basis poin.

Kebijakan moneter yang longgar ini dinilai sebagian pihak terlalu agresif. Banyak analis menilai langkah BI tersebut sejalan dengan dorongan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi sesuai target Presiden Prabowo, namun di sisi lain berpotensi menimbulkan risiko terhadap kredibilitas dan independensi bank sentral.

"Dorongan kebijakan terbaru untuk mendukung pertumbuhan melalui kombinasi kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan moneter dovish dapat dipandang sedikit negatif bagi rupiah," tulis analis Bank of America (BofA).

Penurunan BI Rate secara langsung juga berdampak pada turunnya imbal hasil aset keuangan dalam negeri yang menciptakan adanya arus keluar modal oleh investor asing. Kondisi ini memperberat tekanan pada rupiah.

Di sisi lain, dolar Singapura memang dikenal sebagai salah satu mata uang paling kuat dan stabil di dunia, sehingga sering dipandang investor global sebagai aset safe haven. Stabilitas politik hingga kekuatan cadangan devisa menjadi faktor utama yang menopang posisi kuat dolar Singapura.

Selain itu, kebijakan moneter yang diterapkan oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS) berbeda dari kebanyakan negara lain, karena lebih berfokus pada pengelolaan nilai tukar dibandingkan pengaturan suku bunga sebagai instrumen utama dalam menjaga inflasi dan stabilitas ekonomi.

Di sisi lain, kebijakan moneter Monetary Authority of Singapore (MAS) yang mengandalkan pengelolaan nilai tukar dibandingkan pengaturan suku bunga sebagai instrumen utama dalam menjaga angka inflasi serta stabilitas ekonomi Singapura.

Aliran Duit Orang Kaya Buat Dolar Singapura Terbang

Lonjakan dolar Singapura juga ditopang oleh derasnya arus modal asing yang masuk ke negeri tersebut. Aliran tersebut salah satunya datang dari dana orang kaya yang ditempatkan di family office.

Reuters melaporkan DBS Private Bank, bagian dari bank terbesar Singapura, DBS Group (DBSM.SI), pada Selasa (23/9/2025) mengatakan bahwa platform multi-family office yang didukung bank tersebut telah mencapai US$1 miliar (US$780 juta) aset kelolaan hanya dua tahun setelah diluncurkan, dan berada di jalur untuk mencapai S$2 miliar pada akhir 2026.

Family office adalah firma privat yang digunakan orang super kaya untuk mengelola kekayaan, pajak, dan rencana suksesi mereka. Multi-family office menyediakan sebagian besar layanan yang sama seperti single-family office, namun untuk lebih dari satu keluarga dengan memanfaatkan sumber daya bersama.

Tonggak capaian oleh DBS Multi Family Office Foundry VCC (DBS MFO) ini mencerminkan daya tarik Singapura sebagai basis pengelolaan kekayaan keluarga di tengah ketidakpastian ekonomi global dan volatilitas pasar yang meningkat.

DBS MFO memungkinkan keluarga kaya mendirikan kendaraan investasi berbasis Singapura tanpa harus membangun single-family office dari nol. DBS menangani administrasi, sementara klien memilih investasi mereka sendiri.

"Dalam sembilan bulan terakhir, kami melihat lebih banyak hal terjadi dibanding mungkin sembilan tahun terakhir," ujar Lee Woon Shiu, Group Head of Wealth Planning, Family Office and Insurance Solutions di DBS Private Bank kepada Reuters.

"Rasa ketidakamanan yang meningkat akibat kondisi serba berubah, ketidakpastian, dan volatilitas membuat klien sangat gelisah, dan hal ini justru mempercepat proses pengambilan keputusan sebagian klien."

Ia menambahkan bahwa US$1 miliar AUM tersebut seluruhnya merupakan aset baru, dengan basis klien yang luas mulai dari Eropa, India, Tiongkok Raya, hingga kawasan Asia lainnya.

Lee mengatakan DBS sedang dalam pembicaraan dengan lebih dari 15 calon klien dan berada di jalur untuk menggandakan AUM menjadi S$2 miliar pada akhir 2026, karena para klien mencari kejelasan dan kepastian di yurisdiksi seperti Singapura yang mereka pandang prediktabel, transparan, dan fleksibel.

Diluncurkan pada 2023, DBS MFO telah menggaet lebih dari 25 keluarga, dengan persyaratan investasi minimum sebesar S$15 juta per sub-fund.

Platform ini memanfaatkan struktur korporasi variable capital company (VCC), yang diluncurkan Singapura pada 2020. Tidak seperti single-family office tradisional yang membutuhkan waktu 3-4 bulan, DBS MFO memungkinkan proses on-boarding dalam waktu kurang dari satu bulan.

Fenomena family office terus memperkuat posisi Singapura sebagai pusat pengelolaan kekayaan (wealth management hub) di Asia. Instrumen ini, yang umumnya dimanfaatkan individu super kaya (ultra high-net-worth individuals/UHNWI) dari luar negeri seperti Eropa, India, China Raya hingga Timur Tengah, terbukti menjadi jalur masuk dana segar ke Negeri Singa.

Tak hanya berupa simpanan bank, dana yang masuk lewat family office dampaknya juga terasa di pasar keuangan lokal. Likuiditas meningkat, karena family office cenderung menyalurkan investasi ke produk-produk di pasar modal Singapura. Hal ini berpotensi mempersempit kesenjangan valuasi dengan indeks regional serta memperdalam basis investor di bursa.

Dengan tren ini, inflow dari family office diperkirakan akan menjadi salah satu pilar penting pertumbuhan sektor keuangan Singapura dalam beberapa tahun mendatang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |