Jakarta, CNBC Indonesia - Cara keluarga kaya mendidik anak ternyata berbeda dengan kebanyakan keluarga kelas menengah. Sejak kecil, anak-anak dari kalangan elite biasanya diarahkan untuk menekuni hobi tertentu, bukan memilih sendiri sesuai keinginan.
Tujuannya bukan sekadar hiburan, melainkan latihan disiplin dan strategi hidup jangka panjang.
"Bagi mereka, masa kecil bukan waktu bermain, tapi masa latihan," dikutip dari Instagram resmi Wealthy Mindset @wealthy.og dalam unggahannya, Kamis (18/9/2025).
Jika keluarga kelas menengah sering menanyakan apa yang anak ingin lakukan, keluarga kaya justru menetapkan pilihan seperti biola, bahasa asing, atau tenis. Dari luar, ini bisa terlihat seperti kontrol ketat, namun bagi keluarga kaya dianggap sebagai cetak biru disiplin sejak dini.
"Satu pihak menyebutnya tekanan, pihak lain menyebutnya persiapan," kata Wealthy Mindset.
Aktivitas seperti piano, catur, dan anggar dinilai tidak semata soal seni atau permainan. Piano dianggap melatih pengenalan pola, catur mengasah strategi, sementara anggar membentuk ketenangan.
"Anak biasa bermain, pewaris berlatih," bunyi pernyataan lain.
Metode ini memang menuai kritik karena dianggap mengorbankan kebebasan anak. Namun ada paradoks, seperti penguasaan keterampilan secara terstruktur di masa kecil justru menciptakan kebebasan di masa dewasa.
Anak-anak yang terbiasa fokus, tahan bosan, dan mampu melewati frustrasi diyakini lebih siap menghadapi kerasnya persaingan. Elite dinasti juga tidak mendorong anak mencoba segala hal sekaligus, melainkan menumbuhkan spesialisasi lebih dulu sebelum membiarkan mereka bereksplorasi.
Dari pola asuh ini, keunggulan anak kaya tidak hanya berasal dari uang, melainkan juga dari daya tahan, stamina, serta bukti bahwa mereka mampu menghadapi kesulitan.
"Apakah Anda lebih memilih memberi anak kenyamanan hari ini, atau kekuatan di masa depan?" Tutup unggahan itu.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli Parenting Ungkap Pola Asuh yang Bikin Anak Sukses
