Punya Aset Rp 20 Miliar, Desa Ini Bisa Jadi Contoh Pengembangan Transmigrasi

2 hours ago 1

Jakarta -

Desa Ponggok di Klaten, Jawa Tengah, sukses mengubah status dari desa miskin menjadi desa terkaya di Indonesia. Capaian ini mencuri perhatian Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara karena dinilai bisa menjadi contoh bagi pengembangan kawasan transmigrasi.

"Nah inilah hal-hal yang kami katakan real, dan konkret sekali, dan ingin kami pelajari lebih mendalam, untuk kami sebarkan juga di berbagai kawasan transmigrasi. Sehingga bukan hanya swasembada, tetapi juga bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi itu nyata, dengan bantuan kolaborasi berbagai macam pihak," ujar Iftitah dalam keterangan tertulis, Kamis (18/9/2025).

Dalam kunjungannya, Iftitah meninjau langsung aktivitas ekonomi masyarakat, salah satunya pemanfaatan lahan desa untuk usaha perikanan yang mampu menghasilkan hingga 20 ton per hari. Hasil ini memberi dampak besar bagi warga, di mana pendapatan yang sebelumnya sekitar Rp 600.000 per bulan kini meningkat menjadi lebih dari Rp 2 juta per bulan. Aset Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ponggok pun melonjak dari Rp 100 juta menjadi Rp 20 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iftitah juga menyoroti peran teknologi informasi dalam mendukung kemajuan desa. Menurutnya, promosi melalui media sosial terbukti mampu menarik minat masyarakat luas untuk datang.

"Beberapa yang tadi saya ketemu, itu menyampaikan bahwa, bukan dari hanya berita yang konvensional, tetapi justru dari viralnya di media sosial, seperti Instagram atau TikTok dan lain-lain," tambahnya.

Lebih lanjut, ia juga menyinggung pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan kawasan transmigrasi. Menurutnya, praktik baik dari Desa Ponggok menunjukkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan pemanfaatan teknologi dapat menghadirkan dampak nyata.

Potensi wilayah lain di Indonesia juga sangat besar, terutama di kawasan timur. Namun pengembangan kawasan transmigrasi harus dilakukan dengan aksi nyata, termasuk memperkuat akses transportasi dan infrastruktur.

"Kita ini negara kepulauan. Kalau transportasi, terutama udara, bisa semakin mendukung, maka kawasan-kawasan eksotis di seluruh Indonesia akan lebih mudah diakses dan dikembangkan," pungkasnya.

(prf/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |