Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia tak berhenti mengembangkan hilirisasi. Tak cuma pertambangan, hilirisasi akan menyasar sektor lain seperti migas, pertanian hingga perikanan.
Sekretaris Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Ahmad Erani Yustika mengatakan, ke depan ada sebanyak 18 proyek hilirisasi yang akan dibangun. Sekarang, prosesnya sedang dalam tahap kajian berupa pra-feasibility study (FS).
"Jadi sudah ada beberapa analisis terkait dengan kelayakan ekonomi, analisis lingkungan, sosial, dan banyak yang lainnya. Termasuk potensi penyerapan tenaga kerja, kemudian penghematan impor, potensi untuk mendapatkan devisa dari ekspor ke luar negeri, dan seterusnya," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam program Economic Update, dikutip Rabu (4/6/2025).
Erani menyebutkan, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan agar proyek hilirisasi di Indonesia bisa mengembalikan kedaulatan ekonomi nasional yang juga didorong untuk bisa meningkatkan kemandirian ekonomi Tanah Air.
"Itu yang disetujui oleh Bapak Presiden pada Pekan lalu. Dan intinya Bapak Presiden menyampaikan agar ini bisa dikawal dengan baik, dilaksanakan secepatnya. Presiden ingin memastikan bahwa proyek-proyek ini menjadi bagian dari pengembalian kedaulatan ekonomi nasional. Ini bagian dari kekuatan bangsa untuk meningkatkan kemandirian ekonomi," bebernya.
Detailnya, Erani mengatakan dari 18 proyek hilirisasi tersebut terdiri dari proyek hilirisasi di bidang minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batu bara (minerba), pertanian, hingga perikanan.
28 Komoditas Dihilirisasi
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, berikut komposisi cadangan 28 komoditas di Indonesia terhitung dalam lingkup global:
1. Nikel (42%) no. 1 di dunia
2. Timah (16,3%) no. 2 di dunia
3. Tembaga (3%) no. 11 di dunia
4. Bauksit (4%) no. 6 di dunia
5. Besi baja (0,94%) no. 16 di dunia
6. Emas perak (emas 5%, perak 2%)
7. Batu bara no. 7 di dunia
8. Aspal buton (3,91%) no. 3 di dunia
9. Minyak bumi (0,1%) no. 5 di Asia Pasifik
10. Gas bumi (0,7%) no. 4 di Asia Pasifik
11. Sawit (58,7%) no. 1 di dunia
12. Kelapa (27%) no. 1 di dunia
13. Karet (27%) no. 2 di dunia
14. Biofuel (59%) no. 1 di dunia hanya dari sawit
15. Kayu balok (4%) no. 6 di dunia
16. Getah pinus (13%) no. 3 di dunia
17. Udang (16%) no. 3 di dunia
18. Ikan TCT (21%) no. 1 di dunia
19. Rajungan (3%) no. 2 di dunia
20. Rumput laut (28%) no. 2 di dunia
21. Potensi lahan garam potensi 47.734 hektar
22. Pasir silika (0,9%) no. 18 di dunia
23. Mangan (3,2%) no. 7 di dunia
24. Kobal (7,19%) no. 3 di dunia
25. Logam tanah jarang cadangan 227.976 ton
26. Kakao (4%) no. 7 di dunia
27. Pala (31,2%) no. 1 di dunia
28. Tilapia (22,1%) no. 1 di dunia.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Satgas Hilirisasi Blak-blakan Soal 18 Proyek Prioritas
Next Article Video: Capaian Cemerlang MIND ID Sepanjang Tahun 2024