Provinsi Ini Paling Rawan Pembunuhan di Indonesia

7 hours ago 1

Emanuella Bungasmara Ega Tirta,  CNBC Indonesia

14 December 2025 09:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Peta kriminalitas Indonesia kembali menunjukkan wajah kerasnya. Statistik Kriminal 2024/2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa kejahatan terhadap nyawa, khususnya pembunuhan, masih menjadi ancaman nyata di sejumlah wilayah.

Terdapat konsentrasi risiko yang jauh lebih tinggi di provinsi-provinsi tertentu.

Merujuk Lampiran 10, Jumlah Kejahatan Menurut Jenis Kejahatan dan Kepolisian Daerah 2023, secara nasional tercatat 1.129 kasus pembunuhan sepanjang 2023. Angka ini belum memasukkan kematian akibat kelalaian, sehingga mencerminkan tindakan kriminal yang secara langsung menghilangkan nyawa.

Dari seluruh wilayah, Sumatera Utara dan Jawa Timur muncul sebagai provinsi dengan jumlah pembunuhan tertinggi, masing-masing 100 kasus. Posisi ini menempatkan kedua provinsi tersebut sebagai episentrum kejahatan paling fatal di Indonesia, melampaui wilayah metropolitan seperti DKI Jakarta.

Di bawahnya, Papua mencatat 74 kasus pembunuhan, disusul Sumatera Selatan (75 kasus) dan Metro Jaya (65 kasus).

Tingginya angka di Papua mengindikasikan bahwa kerentanan keamanan tidak hanya berkorelasi dengan kepadatan penduduk, tetapi juga kompleksitas sosial, geografis, dan konflik lokal.

Menariknya, wilayah dengan aktivitas ekonomi tinggi tidak selalu menjadi yang paling rawan pembunuhan.

Jawa Barat, misalnya, mencatat 62 kasus, lebih rendah dibanding Jawa Timur, meski memiliki jumlah penduduk lebih besar. Ini menegaskan bahwa jumlah penduduk semata bukan faktor penentu risiko pembunuhan.

Jika dilihat beriringan dengan kematian akibat kelalaian, Jawa Timur kembali menonjol dengan 234 kasus, tertinggi nasional. Artinya, provinsi ini menghadapi dua tekanan sekaligus, kejahatan yang disengaja dan risiko fatal akibat kelalaian, yang sama-sama berujung pada hilangnya nyawa.

Di luar Pulau Jawa, Sulawesi Selatan (65 kasus) dan Nusa Tenggara Timur (49 kasus) juga menunjukkan angka pembunuhan yang relatif tinggi. Pola ini mengindikasikan bahwa wilayah dengan dinamika sosial kuat dan tingkat kekerasan interpersonal tertentu cenderung memiliki risiko kejahatan terhadap nyawa lebih besar.

Sebaliknya, beberapa provinsi mencatat angka yang relatif rendah, seperti Kepulauan Bangka Belitung (3 kasus), Kepulauan Riau (5 kasus), dan Kalimantan Utara (7 kasus). Meski bukan berarti bebas risiko, angka ini menunjukkan lingkungan sosial yang relatif lebih terkendali dari kejahatan paling ekstrem.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |